Namaku Lingga, aku berusia 46 tahun, 15 tahun lalu aku dinikahi
dengan James, 43 tahun. Pernikahanku hingga kini belum dikaruniai anak,
namun kehidupan ke bersama suamiku sangat bahagia. Hari ini James dinas
keluar kota selama satu minggu. Aku baru kembali dari sebuah mall,
berbelanja dan makan siang dengan teman-temanku, tiba dirumah pukul
15.00 menjelang sore, letih sekali rasanya, tanpa sempat mengganti
pakaianku dan melepas sepatu aku menyalakan televisi, lalu bersantai di
sofa ruang tamuku sambil menonton TV, kelihatannya aku terlelap.
Aku tersadar dari tidurku, aku membuka mataku, namun pandanganku
gelap, aku mencoba menggerakkan tubuhku entah mengapa tidak dapat
digerakkan, tanganku terasa kesemutan yang hebat, lemas dan tak dapat ku
gerakkan, ketika aku berteriak “TOLOONNGG,….!!” maka
“eeemmmmppphhhhh…….!!” mulutku terasa penuh dan suara yang kuinginkan tidak keluar.
“eeemmmmppphhhhh…….!!” mulutku terasa penuh dan suara yang kuinginkan tidak keluar.
Aku mulai mencoba menggerakkan tanganku tidak bisa! Ternyata tanganku
terikat erat di belakang di pinggangku, aku berusaha bangkit dan
kusadari kakiku masih bersepatu dan ternyata terikat erat pula, dengan
kondisi yang gelap tidak dapat melihat, aku mulai panik dan
meronta-ronta. Rupanya, selain tangan dan kaki yang terikat erat,
mulutku terasa disumpal karena mulutku serasa penuh entah dengan kain
atau apa. Pemandangan gelapku karena mataku diikat dengan secarik kain.
Oh keadaanku sungguh tidak berdaya, apa yang terjadi denganku saat ini?
Satu-satunya inderaku yang masih berfungsi adalah telingaku, namun tidak
lagi kudengar suara televisi, tetapi hening, sunyi. Entah di mana kini
aku berada?
Satu jam, dua jam rasanya aku terdiam dalam keadaan tidak berdaya.
Aku merasa kakiku masih bersepatu. Sepatu yang tadi aku pakai
jalan-jalan dengan temanku, sepatu putihku yang baru kubeli tadi dan
langsung kupakai, ada bannya melintas di punggung kakiku seolah
menghubungkan kedua mata kakiku. Kemudian kurasakan tubuhku terangkat,
rupanya tubuhku dibopong di pundak seseorang, lalu kurasakan dia membuka
pintu mobil, aku didorongnya masuk. Aku dibaringkan telungkup di bawah,
terjepit diantara jok.. Lalu kurasakan mobil melaju kencang sampai
cukup lama aku tidak tahu akan dibawa kemana. Mataku tertutup, mulutku
tersumpal, tangan kakiku terikat lengkap sudah penderitaan dan ketidak
berdayaanku juga terbaring di lantai sebuah mobil besar. Perasaan takut,
marah, sedih semua bercampur satu hal saat menyadari keadaan diriku.
Yang aku tahu saat ini adalah aku diculik!
Mobil akhirnya berhenti entah dimana. Orang itu membuka pintu &
turun sementara mesin tetap menyala ketakutanku semakin menjadi. Tak
lama kemudian orang itu kembali masuk mobil & menjalankannya lagi,
perjalanan itupun berlanjut dan terasa panjang lalu kurasakan mobil itu
berhenti, aku dibopong keluar mobil cara menarikku keluarpun lebih
lembut, berbeda dengan waktu aku dimasukan mobil tadi aku didorong kasar
aku sehingga merasakan orang yang berbeda. Seketika udara dingin
menyergap tubuhku di udara pegunungan, aku bisa pastikan aku di daerah
pegunungan. Aku dibopongnya kesebuah ruangan/rumah aku tidak tahu, hanya
saja udara lebih hangat sekarang. Dalam keadaan tubuhku terikat erat,
aku direbahkan di kasur kurasakan orang itu pergi keluar.
Terlalu lama rasanya menunggu dalam ketidak berdayaan, keadaanku yang
terlentang di sebuah tempat tidur yang berdesign klasik, dengan tangan
yang ditelikung di belakang dan terikat erat, kaki yang terikat menyatu,
mataku yang ditutup kain hitam rupanya, dan mulutku yang tersumpal, aku
sibuk berusaha meronta-ronta, mencoba melepaskan tali-tali yang
mengikat pergelangan tanganku, namun sepertinya kebanyakan usaha
meronta-ronta seperti ini sangat jarang yang berhasil jadi kuputuskan
beristirahat, menerima keadaanku saat ini dan tidur, karena hanya itu
yang bisa aku lakukan.
Rasanya lama sekali aku tertidur, karena aku rasa hari sudah senja.
Aku tidak tahu apa yang menjadi motif penculikanku, tidak ada
suara-suara atau tanda-tanda kehidupan di tempatku terbaring. Dengan
mata yang ditutup kain, aku bisa merasakan penerangan di ruangan ini
adalah sebatas lampu tidur. Keadaanku masih belum berubah, terlentang
dan terikat. Aku mencoba membalikkan tubuhku dan memilih telungkup, guna
meringankan derita yang kurasakan di pergelangan tanganku yang terikat
dan tertindih oleh tubuhku sendiri. Keadaan ini melegakan tanganku yang
terikat kebelakang, tetapi kendala lain membuat aku susah bernafas,
karena hidungku seperti tertutup, dalam keadaan telungkup. Tidak sampai
10 menit, aku mengambil posisi menghadap samping, sambil sedikit
menekukkan lutut yang juga terikat… oh inilah posisi ternyaman di
tengah-tengah ketidak nyamanan akibat ketidak berdayaanku. Tidak ada
yang bisa aku lakukan dalam keadaan terikat erat seperti ini, pilihan
terbaik dalam posisi lumayan nyaman dengan menghadap samping, adalah
tidur. Aku sempat terbangun sejenak, ketika terdengar sayup-sayup adzan
subuh yang menggema,
“hmm….. sudah subuh rupanya!?” pikirku dalam kantuk yang masih menyelimutiku
Aku tak mengerti mengapa aku jadi lebih sering tertidur begini, kecurigaanku adalah ketika aku tertidur dirumahku kelihatannya penculik berhasil membiusku, karena biasanya aku tidak pernah bisa tidur senyenyak ini, dan ketika aku bangun tadi aku merasakan tubuhku sudah terikat, rasanya mustahil mereka bisa mengikatku dalam keadaan tidur, jika tidak terlebih dahulu membiusku. Dan kini efeknya aku selalu merasa kantuk yang setia menemaniku dalam kesendirian dan ketidak berdayaan, lagi lagi karena masih subuh, aku tertidur. Didalam tidurku kurasakan diriku dalam keadaan terbaring, dan aku masih menggunakan sepatuku yang memakai hak tingginya 5 cm. Mataku masih ditutup oleh sebuah kain, aku meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri. Kira-kira sejam aku terkapar tak berdaya dalam keadaan gelap dan mata yang tertutup, tanganku tidak lagi terikat dibelakang pinggang tetapi dalam keadaan terikat diatas kepalaku. Ku rasakan tali-tali yang mengikat di lututku mulai terlepas, baik yang di atas maupun yang di bawah lutut. Tubuhku sudah tidak meronta-ronta karena lemasnya lalu ku rasakan pergelangan kakiku tidak lagi menyatu. Terbuka lebar, namun aku tidak merasakan kebebasan gerak di kakiku karena ternyata masih terikat walau kakiku sudah terbuka.
“mmmmppphhhhh……!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku. “auwww…!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang dan bayangan suamiku muncul, “Oh Bang James,…! Tolong aku, bukan kehendakku, aku diculik dan diperkosa Bang…”
Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Tangan itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelinjang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih tertutup celana dalam.
“hmm….. sudah subuh rupanya!?” pikirku dalam kantuk yang masih menyelimutiku
Aku tak mengerti mengapa aku jadi lebih sering tertidur begini, kecurigaanku adalah ketika aku tertidur dirumahku kelihatannya penculik berhasil membiusku, karena biasanya aku tidak pernah bisa tidur senyenyak ini, dan ketika aku bangun tadi aku merasakan tubuhku sudah terikat, rasanya mustahil mereka bisa mengikatku dalam keadaan tidur, jika tidak terlebih dahulu membiusku. Dan kini efeknya aku selalu merasa kantuk yang setia menemaniku dalam kesendirian dan ketidak berdayaan, lagi lagi karena masih subuh, aku tertidur. Didalam tidurku kurasakan diriku dalam keadaan terbaring, dan aku masih menggunakan sepatuku yang memakai hak tingginya 5 cm. Mataku masih ditutup oleh sebuah kain, aku meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri. Kira-kira sejam aku terkapar tak berdaya dalam keadaan gelap dan mata yang tertutup, tanganku tidak lagi terikat dibelakang pinggang tetapi dalam keadaan terikat diatas kepalaku. Ku rasakan tali-tali yang mengikat di lututku mulai terlepas, baik yang di atas maupun yang di bawah lutut. Tubuhku sudah tidak meronta-ronta karena lemasnya lalu ku rasakan pergelangan kakiku tidak lagi menyatu. Terbuka lebar, namun aku tidak merasakan kebebasan gerak di kakiku karena ternyata masih terikat walau kakiku sudah terbuka.
“mmmmppphhhhh……!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku. “auwww…!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang dan bayangan suamiku muncul, “Oh Bang James,…! Tolong aku, bukan kehendakku, aku diculik dan diperkosa Bang…”
Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Tangan itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelinjang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih tertutup celana dalam.
Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan
lelah, takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi.
Sebaliknya perlahan lahan kurasakan ada suatu gairah kenikmatan tenpa
sungkan menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang
goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya orang yang menculikku tahu kalau
aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana
dalamku dan klitorisku di pilinnya de ngan lembut. Aku semakin
menggelinjang hebat, antara geli, nikmat dan derita.
“mmmmppphhhh………eemmmmppphhhh…….” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
“eemmmmppphhhh……. mmmmppphhhh………….!!”
Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku dengan kocokan yang berirama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok ocok, kedua tangannya juga dislusupkan ke balik braku,..
“aarrghhh…….” batinku pasrah tak berdaya. Hening, ketika semua perbuatan keji itu terjadi, sungguh suatu hal yang langka, hubungan seks dilakukan tanpa suara dan tanpa lenguhan, selain karena mulutku tersumpal dan hanya bisa mengeluarkan suara
“eemmmmppphhhh……. mmmmppphhhh………….!!”, aku yang terikat erat, mulut disumpal dengan mata yang tertutup, sama sekali tidak bisa mengenali siapa pelaku penculikanku dan siapa yang sedang memperkosaku saat ini. “Ugh,….!” kurasakan cairan sperma telah menghujani liang vaginaku, diantara kenikmatan terlarang yang memuncak ini, aku pasrah tak berdaya. Tubuhku terasa lemas usai diperkosa, dan terkapar tak berdaya dengan tangan terikat ke tempat tidur, demikian kakiku yang terikat juga mengangkang di sudut tempat tidur. Aku merasa dibiarkan dalam keadaan tak berdaya, setelah kurasakan pemerkosaku itu tidak ada disekitarku.
“mmmmppphhhh………eemmmmppphhhh…….” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
“eemmmmppphhhh……. mmmmppphhhh………….!!”
Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku dengan kocokan yang berirama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok ocok, kedua tangannya juga dislusupkan ke balik braku,..
“aarrghhh…….” batinku pasrah tak berdaya. Hening, ketika semua perbuatan keji itu terjadi, sungguh suatu hal yang langka, hubungan seks dilakukan tanpa suara dan tanpa lenguhan, selain karena mulutku tersumpal dan hanya bisa mengeluarkan suara
“eemmmmppphhhh……. mmmmppphhhh………….!!”, aku yang terikat erat, mulut disumpal dengan mata yang tertutup, sama sekali tidak bisa mengenali siapa pelaku penculikanku dan siapa yang sedang memperkosaku saat ini. “Ugh,….!” kurasakan cairan sperma telah menghujani liang vaginaku, diantara kenikmatan terlarang yang memuncak ini, aku pasrah tak berdaya. Tubuhku terasa lemas usai diperkosa, dan terkapar tak berdaya dengan tangan terikat ke tempat tidur, demikian kakiku yang terikat juga mengangkang di sudut tempat tidur. Aku merasa dibiarkan dalam keadaan tak berdaya, setelah kurasakan pemerkosaku itu tidak ada disekitarku.
*****
Lama sekali rasanya aku ditinggal dalam keadaan begini, namun
demikian mataku sudah tidak ditutup lagi sehingga aku bisa melihat dan
tahu keadaanku. Namun mulutku ini masih tersumpal, sementara tanganku
kini terikat terpisah di atas kepalaku, demikian juga kakiku. Sehingga
tubuhku membentuk huruf X tang terbaring di atas tempat tidur, Aku
berada di sebuah kamar sederhana dan terbaring di sebuah tempat tidur
besi yang di bagian kepalanya terdapat kepala tempat tidur yang
berbentuk teralis. Dalam keadaan tidak berdaya, dan lelah sehabis
diperkosa oleh pria misterius yang kemungkinan adalah penculikku aku
kembali tertidur, karena tidak ada satu gerakanpun yang bisa aku
lakukan.
Tiba-tiba aku terbangun, ada pria kekar mengenakan tutup muka, tanpa sepatah kata mendekat ke wajahku….
“ugh,… mau diapakan lagi aku……!??” batinku. Lalu mengangkat sedikit kepalaku dan dengan sigap kembali mengikatkan kain di mataku dan kini mataku tak dapat melihat lagi. Setelah mataku tertutup, beberapa saat lamanya aku di biarkan begitu dan kurasakan ikatan di mulutku di lepaskan sebagai gantinya mulutku di masukan penis pria itu. Rupanya pria itu memaksaku untuk memuaskan dirinya dengan menghisap penisnya. Pada mulanya aku merasa jijik dan geli, tapi karena terpaksa akhirnya aku mulai menghisap penis pria itu. Dengan mata yang tertutup aku hanya merasakan bau amis dan anyir tapi karena takut akhirnya kuhisap juga penis pria itu. Dan tanpa sadar aku mulai menikmati menghisap penis pria itu. Bahkan aku mulai menjilati kepala penis dan buah zakar pria tersebut seperti biasa aku melakukannya pada suamiku. Rupanya aku mulai terangsang makanya aku bias dengan mudahnya memuaskan pria itu. Rupanya pria itu mulai merasakan kalau aku terangsang . Penis itu kurasakan keluar masuk dalam mulutku yang mungil, kadang cepat kadang lambat bahkan kadang sampai terasa ke pangkal tenggorokanku. Tapi tiba tiba aku merasakan putingku di pasang jepitan jemuran baju.Aku yang sedang terasang hebat tiba tiba merasa sakit di putingku namun apa daya mulutku sedang di sumpal penis pria itu. Sampai akhirnya pria itu terpuaskan dan mengeluarkan cairan spermanya dalam mulutku dan sebagian aku telan.
“ugh,… mau diapakan lagi aku……!??” batinku. Lalu mengangkat sedikit kepalaku dan dengan sigap kembali mengikatkan kain di mataku dan kini mataku tak dapat melihat lagi. Setelah mataku tertutup, beberapa saat lamanya aku di biarkan begitu dan kurasakan ikatan di mulutku di lepaskan sebagai gantinya mulutku di masukan penis pria itu. Rupanya pria itu memaksaku untuk memuaskan dirinya dengan menghisap penisnya. Pada mulanya aku merasa jijik dan geli, tapi karena terpaksa akhirnya aku mulai menghisap penis pria itu. Dengan mata yang tertutup aku hanya merasakan bau amis dan anyir tapi karena takut akhirnya kuhisap juga penis pria itu. Dan tanpa sadar aku mulai menikmati menghisap penis pria itu. Bahkan aku mulai menjilati kepala penis dan buah zakar pria tersebut seperti biasa aku melakukannya pada suamiku. Rupanya aku mulai terangsang makanya aku bias dengan mudahnya memuaskan pria itu. Rupanya pria itu mulai merasakan kalau aku terangsang . Penis itu kurasakan keluar masuk dalam mulutku yang mungil, kadang cepat kadang lambat bahkan kadang sampai terasa ke pangkal tenggorokanku. Tapi tiba tiba aku merasakan putingku di pasang jepitan jemuran baju.Aku yang sedang terasang hebat tiba tiba merasa sakit di putingku namun apa daya mulutku sedang di sumpal penis pria itu. Sampai akhirnya pria itu terpuaskan dan mengeluarkan cairan spermanya dalam mulutku dan sebagian aku telan.
Belum selesai kelelahanku mulutku memuaskan penis pria itu mulutku kembali diikat kembali dengan scraft milikku sendiri.
“mmmmppphhhhhh…….!!! keluhku, kurasakan celana dalamku diturunkan sampai ke atas paha lalu kurasakan “oowhh…..!! batinku, vaginaku disisipkan benda yang kurasakan berbentuk lonjong, rasa nyeri perlahan lahan membelengguku, lalu kurasakan getaran di vaginaku, rasa geli seperti menyiramiku dalam ketidak berdayaan dan membangkitkan gairah kenikmatan, membuat aku merasakan derita dan nikmat yang kini membelengguku. Getaran itu semakin membuat tubuhku lemas akibat libido yang sudah terpancing. Lalu kurasakan, tali yang mengikat di kakiku dilepas oleh sang penculik, kesempatanku meronta dan menendang-nendang, namun tubuh yang lemas, membuat kakiku tak bertenaga dan dengan mudahnya pergelangan kakiku sudah terikat menjadi satu. Maka huruf X ditempat tidur menjadi huruf Y. Kemudian kurasakan suntikan yang telah menusuk di lengan kananku dan akupun tidak sadarkan diri.
“mmmmppphhhhhh…….!!! keluhku, kurasakan celana dalamku diturunkan sampai ke atas paha lalu kurasakan “oowhh…..!! batinku, vaginaku disisipkan benda yang kurasakan berbentuk lonjong, rasa nyeri perlahan lahan membelengguku, lalu kurasakan getaran di vaginaku, rasa geli seperti menyiramiku dalam ketidak berdayaan dan membangkitkan gairah kenikmatan, membuat aku merasakan derita dan nikmat yang kini membelengguku. Getaran itu semakin membuat tubuhku lemas akibat libido yang sudah terpancing. Lalu kurasakan, tali yang mengikat di kakiku dilepas oleh sang penculik, kesempatanku meronta dan menendang-nendang, namun tubuh yang lemas, membuat kakiku tak bertenaga dan dengan mudahnya pergelangan kakiku sudah terikat menjadi satu. Maka huruf X ditempat tidur menjadi huruf Y. Kemudian kurasakan suntikan yang telah menusuk di lengan kananku dan akupun tidak sadarkan diri.
*****
Ketika aku siuman, aku mendapati diriku sedang tidak terbaring, namun
terkapar dengan tubuh yang menyamping, akibat kedua tanganku kembali
diikat kebelakang, di lingkaran pinggangku. Pergelangan kakiku kurasakan
masih ada tali-tali yang melilit dan kurasakan kakiku masih terikat
satu. Vaginaku sudah lelah dengan barang yang tadi bergetar dan
belakangan kuketahui itu adalah dildo. Lalu ikatan di mataku dilepas
oleh penculikku yang tentu saja sudah memakai penutup wajah. Ternyata
kini aku disekap di sebuah sel dengan penerangan minim.
“mmmmppphhhhh……! eemmmppphhhhhh……!!!” jeritku ketika penculik itu keluar dari sel dan mengunci pintunya dengan lilitan rantai dan gembok. Sel ini cukup luas, setidaknya seluas ¾ kamar tidurku dengan suamiku James, dan hanya ‘dihuni’ oleh aku. Aku melihat tubuhku masih berbusana lengkap seperti ketika aku diculik, memakai blus warna krem berbaur dengan warna hijau luntur tidak berkerah dengan kancing warna keemasan yang berbaris rapih dari leher sampai ke pusar dengan rok hitam 10 cm diatas lutut, dan masih bersepatu putih model pantofel yang ada ban yang melintas di punggung kakiku, yang baru kubeli sebelum aku diculik.
“mmmmppphhhhh……! eemmmppphhhhhh……!!!” jeritku ketika penculik itu keluar dari sel dan mengunci pintunya dengan lilitan rantai dan gembok. Sel ini cukup luas, setidaknya seluas ¾ kamar tidurku dengan suamiku James, dan hanya ‘dihuni’ oleh aku. Aku melihat tubuhku masih berbusana lengkap seperti ketika aku diculik, memakai blus warna krem berbaur dengan warna hijau luntur tidak berkerah dengan kancing warna keemasan yang berbaris rapih dari leher sampai ke pusar dengan rok hitam 10 cm diatas lutut, dan masih bersepatu putih model pantofel yang ada ban yang melintas di punggung kakiku, yang baru kubeli sebelum aku diculik.
Mulutku masih tersumpal dan terikat kain di tengkukku, dengan
tali-tali yang mengikat di lingkar dadaku. Sungguh aku merasakan ketidak
berdayaan yang sangat, disekap dalam sel yang terkunci dan dalam
keadaan terikat erat. Rasanya sudah 3 hari aku disekap dalam sel ini,
tanpa terjamahkan oleh siapapun, terbukti dari rasa dahaga dan lapar
yang menambah deritaku kini. Di balik rasa dahaga dan lapar, tanganku
juga terasa sangat pegal dan mati rasa akibat ditelikung ke belakang dan
terikat berjam jam.
Aku tidak sedang menunggu apa-apa tetapi kenapa memang rasanya aku menunggu, dalam keadaan terikat seperti ini tentunya kebebasan yang aku tunggu. Aku menunggu kapan tali-tali yang melilit dan mengikat tubuhku ini dilepaskan, dan aku dibebaskan dan diantar pulang ke rumahku. Namun diriku di sini, dalam sebuah sel yang luas dan besar dengan tanganku yang terikat dibelakang, kaki yang terikat menyatu bagai Putri Duyung,… mulut yang disumpal, rasanya penghinaan melihat diriku dikurung dalam sel lalu terikat lagi. Dengan keadaan terikat saja, aku sudah tak berdaya, lalu aku dikurung dalam sel ini, sungguh kurasakan suatu penghinaan.”Cepreett!!” lamunanku buyar ketika lampu blitz menghujamku. Pria yang berpenutup kepala itu mengambil photoku dalam keadaan terikat di dalam sel. Aku keberatan, tapi apa daya!? Lalu dia masuk ke dalam sel tempatku di sekap, serta merta mengeluarkan kain dari sakunya, menutup mataku dan mengikatnya kencang di belakang kepalaku, kembali pandanganku menjadi gelap dalam ketidak berdayaanku. Dia kemudian meninggalkanku setelah kudengar langkah sepatu yang menjauh dariku dan suara rantai dan gembok yang mengunci. Kini lengkaplah ketidak berdayaanku, tangan dan kaki terikat erat, mulut disumpal dan mata yang tertutup. Hanya telinga, satu-satunya indera yang bisa kuandalkan mengetahui keberadaanku.
Aku tidak sedang menunggu apa-apa tetapi kenapa memang rasanya aku menunggu, dalam keadaan terikat seperti ini tentunya kebebasan yang aku tunggu. Aku menunggu kapan tali-tali yang melilit dan mengikat tubuhku ini dilepaskan, dan aku dibebaskan dan diantar pulang ke rumahku. Namun diriku di sini, dalam sebuah sel yang luas dan besar dengan tanganku yang terikat dibelakang, kaki yang terikat menyatu bagai Putri Duyung,… mulut yang disumpal, rasanya penghinaan melihat diriku dikurung dalam sel lalu terikat lagi. Dengan keadaan terikat saja, aku sudah tak berdaya, lalu aku dikurung dalam sel ini, sungguh kurasakan suatu penghinaan.”Cepreett!!” lamunanku buyar ketika lampu blitz menghujamku. Pria yang berpenutup kepala itu mengambil photoku dalam keadaan terikat di dalam sel. Aku keberatan, tapi apa daya!? Lalu dia masuk ke dalam sel tempatku di sekap, serta merta mengeluarkan kain dari sakunya, menutup mataku dan mengikatnya kencang di belakang kepalaku, kembali pandanganku menjadi gelap dalam ketidak berdayaanku. Dia kemudian meninggalkanku setelah kudengar langkah sepatu yang menjauh dariku dan suara rantai dan gembok yang mengunci. Kini lengkaplah ketidak berdayaanku, tangan dan kaki terikat erat, mulut disumpal dan mata yang tertutup. Hanya telinga, satu-satunya indera yang bisa kuandalkan mengetahui keberadaanku.
Beberapa jam kemudian, kudengar kunci gembok di buka dan ada yang
masuk, lalu kurasakan tubuhku di bopong di pundak seseorang,… mengangkat
tubuhku, melangkah menaiki tangga dan terus berjalan sampai akhirnya
kurasa tiba di suatu ruangan, dan aku merasa tubuhku diturunkan
pelan-pelan disebuah tempat tidur rupanya. Beberapa saat aku merasa
dibiarkan terkapar tak berdaya, namun aku merasa tidak sedang sendirian
terikat dalam ruangan itu…. ku rasakan ada nafas-nafas tertahan di
sekelilingku, namun tidak ada yang dilakukan. Jika dugaanku benar
setidaknya ada 2 orang atau lebih diruangan ini,… Entah mengapa sejak
mataku ditutup, disisi lain indra pendengaranku menjadi semakin peka dan
naluri dan sesitifitasku menajam, setelah kurang lebih seminggu (?) aku
terikat dan disekap begini. Mereka kurasa hanya bulak-balik masuk
keluar kamar misterius, perlahan-lahan rasa takut mulai membelengguku….
“mau apa mereka mengerubungiku……” batinku bertanya-tanya. Tak lama kurasakan kakiku yang bersepatu dan terikat jadi satu itu dilepaskan, aku meronta-ronta ingin menendang mereka yang aku rasa tengah mengerubungiku, namun cekraman yang kuat di pergelangan kakiku hanya membuahkan gerakan kecil yang tidak berarti, pada saat bersamaan betis dan pergelangan kaki kananku sudah merapat ke pahaku dan kurasakan tali-tali yang masih melilit di pergelangan kakiku menyatu dengan pahaku dan aku seperti dalam keadaan berlutut namun betisku diikatkan pada pahaku, demikian juga terjadi pada kaki kiriku. Dalam keadaan yang sama sekali tidak nyaman aku meronta dan
“EEMMMMPPPHHHHHH…………..!!!” teriakku memberontak dan satu pukulan keras menghantam pipiku dan aku tak sadarkan diri.
Rasa sakitlah yang membangunkanku, kurasa benda tumpul memasuki vaginaku oh itu adalah penis yang menerobos paksa membuatku sadar dan kembali berteriak
“EEMMMMPPPHHHHHH…………..!!!” menyambut masuknya penis ke dalam lubang vaginaku
masuk….keluar…..masuk…..keluar…..masuk mengocok-ngocok tubuh tak berdaya ini dibuatnya.
Tubuhku terangkat dan tidak lagi terbaring; dalam keadaan tanganku yang mati rasa aku dipeluk dari depan dan belakang lalu rasa nyeri yang amat sangat akibat terobosan paksa penis lain yang menerobos di liang anusku yang kecil
“EEMMMMPPPHHHHHH…………..!!!”jerit sakitku ketika penis itu berhasil menerobos dan masuk ke lubang anusku. Kembali tubuhku bak boneka yang digoyang-goyangkan bergantian dengan penis yang masuk di anusku sementara bersamaan penis lain sedang menarik keluar dari liang vaginaku. Kemudian aku rasakan puting payudaraku dikulum oleh sebuah bibir dan membuat cupang di payudaraku. Jika saja mata ini bisa melihat, aku pasti akan mendapati payudaraku penuh tanda tanda merah karenanya, sementara aku merasakan ada sinar flash kamera yang menghujani diriku, rupanya aku di photo dalan keadaan diikat dan diperkosa oleh 4 (empat) orang!
“mau apa mereka mengerubungiku……” batinku bertanya-tanya. Tak lama kurasakan kakiku yang bersepatu dan terikat jadi satu itu dilepaskan, aku meronta-ronta ingin menendang mereka yang aku rasa tengah mengerubungiku, namun cekraman yang kuat di pergelangan kakiku hanya membuahkan gerakan kecil yang tidak berarti, pada saat bersamaan betis dan pergelangan kaki kananku sudah merapat ke pahaku dan kurasakan tali-tali yang masih melilit di pergelangan kakiku menyatu dengan pahaku dan aku seperti dalam keadaan berlutut namun betisku diikatkan pada pahaku, demikian juga terjadi pada kaki kiriku. Dalam keadaan yang sama sekali tidak nyaman aku meronta dan
“EEMMMMPPPHHHHHH…………..!!!” teriakku memberontak dan satu pukulan keras menghantam pipiku dan aku tak sadarkan diri.
Rasa sakitlah yang membangunkanku, kurasa benda tumpul memasuki vaginaku oh itu adalah penis yang menerobos paksa membuatku sadar dan kembali berteriak
“EEMMMMPPPHHHHHH…………..!!!” menyambut masuknya penis ke dalam lubang vaginaku
masuk….keluar…..masuk…..keluar…..masuk mengocok-ngocok tubuh tak berdaya ini dibuatnya.
Tubuhku terangkat dan tidak lagi terbaring; dalam keadaan tanganku yang mati rasa aku dipeluk dari depan dan belakang lalu rasa nyeri yang amat sangat akibat terobosan paksa penis lain yang menerobos di liang anusku yang kecil
“EEMMMMPPPHHHHHH…………..!!!”jerit sakitku ketika penis itu berhasil menerobos dan masuk ke lubang anusku. Kembali tubuhku bak boneka yang digoyang-goyangkan bergantian dengan penis yang masuk di anusku sementara bersamaan penis lain sedang menarik keluar dari liang vaginaku. Kemudian aku rasakan puting payudaraku dikulum oleh sebuah bibir dan membuat cupang di payudaraku. Jika saja mata ini bisa melihat, aku pasti akan mendapati payudaraku penuh tanda tanda merah karenanya, sementara aku merasakan ada sinar flash kamera yang menghujani diriku, rupanya aku di photo dalan keadaan diikat dan diperkosa oleh 4 (empat) orang!
Aku tidak tahu berapa lama sudah aku disiksa seperti ini, tanganku
sudah mati rasa terikat ke belakang, dan mulutku kering karena tersumbat
sedemikian lama, dan mataku yang terus terpejam akibat terikat erat di
kepala belakang dan tubuh yang bergoncang-goncang seperti boneka tak
berdaya menjadi bulan-bulanan para pemerkosa itu bergantian, Lelah
disekujur tubuhku dan aku tak sadarkan diri.
Kelihatannya lama baru aku siuman dan mendapatkan diriku masih
didalam ruangan yang sama dengan keadaan tubuh yang tidak berbeda,
tanganku masih terikat erat di belakang, kakiku masih menekuk seperti
berlutut dengan lilitan tali yang erat kurasakan di pergelangan kakiku
dan di pangkal pahaku. Praktis aku hanya bisa tertidur terlentang dengan
tubuh yang menimpa tanganku yang terikat erat.
Hari telah berganti karena kudengar sayup sayup suara kumandang adzan subuh memecah keheningan pagi buta itu. Tubuhku yang terikat ini terasa menggigil menyambut udara pagi di mana aku masih terikat, mata dan mulutkupun terikat hingga tidak ada pergerakan yang bisa aku lakukan, hanya menanti dan menanti. Menanti kebebasanku yang sebelumnya pernah kumiliki.
Hari telah berganti karena kudengar sayup sayup suara kumandang adzan subuh memecah keheningan pagi buta itu. Tubuhku yang terikat ini terasa menggigil menyambut udara pagi di mana aku masih terikat, mata dan mulutkupun terikat hingga tidak ada pergerakan yang bisa aku lakukan, hanya menanti dan menanti. Menanti kebebasanku yang sebelumnya pernah kumiliki.
Dalam lamunanku tiba-tiba aku kembali dikejutkan dengan vaginaku yang
kembali disisipkan benda yang kurasakan berbentuk lonjong, rasa nyeri
perlahan lahan membelengguku, lalu kurasakan getaran di vaginaku, rasa
geli seperti menyiramiku dalam ketidak berdayaan dan membangkitkan
gairah kenikmatan. Getaran itu semakin membuat tubuhku lemas akibat
libido yang sudah terpancing. Ini sungguh menyiksaku dengan keadaan
tidak berdaya seperti ini rangsangan hebat diberikan oleh benda mati
seperti ini yang diselipkan kedalam liang vaginaku oohh…!
Beberapa jam lamanya aku tersiksa, kini aku terbaring lemas tak
berdaya akibat siksaan yang ku dapatkan dari vibrator ini yang masih
menancap di tubuhku namun sudah tidak bergetar lagi.
Dalam keadaan lemas dan terikat tak berdaya kembali aku dikejutkan
“EEMMMMPPPHHHHHH…………..!!!” dengan masuknya kembali sebatang penis ke dalam lubang vaginaku… masuk….keluar…..masuk…..keluar…..masuk mengocok-ngocok tubuh tak berdaya ini dibuatnya. Sementara tubuhku yang relatif mungil terangkat dan dalam keadaan tanganku yang mati rasa aku dipeluk dari depan dan belakang lalu rasa nyeri yang amat sangat akibat terobosan paksa penis lain yang menerobos di liang anusku yang kecil
Dalam keadaan lemas dan terikat tak berdaya kembali aku dikejutkan
“EEMMMMPPPHHHHHH…………..!!!” dengan masuknya kembali sebatang penis ke dalam lubang vaginaku… masuk….keluar…..masuk…..keluar…..masuk mengocok-ngocok tubuh tak berdaya ini dibuatnya. Sementara tubuhku yang relatif mungil terangkat dan dalam keadaan tanganku yang mati rasa aku dipeluk dari depan dan belakang lalu rasa nyeri yang amat sangat akibat terobosan paksa penis lain yang menerobos di liang anusku yang kecil
“EEMMMMPPPHHHHHH…………..!!!”jerit sakitku ketika penis itu berhasil
menerobos dan masuk ke lubang anusku. Kembali tubuhku seperti boneka
mainan yang digoyang-goyangkan bergantian dengan penis yang masuk di
anusku sementara bersamaan penis lain sedang menarik keluar dari liang
vaginaku. Kemudian aku rasakan puting payudaraku dikulum oleh sebuah
bibir. Aku kembali di photo dalan keadaan diikat dan kembali diperkosa
oleh 4 (empat) pria tadi! Usai menjadi bulan-bulanan lalu aku merasakan
ikatan yang menutup mataku dilepas.
Perlahan-lahan aku membuka kelopak mataku menyesuaikan diri dengan cahaya yang akan masuk ke kornea mataku, ketika lensa di mataku menemukan fokusnya aku melihat seorang wanita cantik berambut yang panjang terurai, kurus langsing berpakaian warna krem dengan rok selutut dengan dandanan yang cukup tebal dan bibir yang dibalut oleh lipstik merah merona, dadanya menyembul sexy, bersepatu higheel dengan model yang serupa dengan yang kupakai saat ini, mendekat, dekat ke wajahku seolah hendak menciumku,… secara reflek kepala ku bergerak menghindar dan menjauhi wajah cantik yang semakin dekat ke wajahku, tak sengaja kulihat di sekitar dagunya ada bekas cukuran pada wajahnya, dan dari jarak yang semakin mendekat aku melihat jakunnya tersembunyi di balik blusnya yang bermodel serupa kebaya.
Perlahan-lahan aku membuka kelopak mataku menyesuaikan diri dengan cahaya yang akan masuk ke kornea mataku, ketika lensa di mataku menemukan fokusnya aku melihat seorang wanita cantik berambut yang panjang terurai, kurus langsing berpakaian warna krem dengan rok selutut dengan dandanan yang cukup tebal dan bibir yang dibalut oleh lipstik merah merona, dadanya menyembul sexy, bersepatu higheel dengan model yang serupa dengan yang kupakai saat ini, mendekat, dekat ke wajahku seolah hendak menciumku,… secara reflek kepala ku bergerak menghindar dan menjauhi wajah cantik yang semakin dekat ke wajahku, tak sengaja kulihat di sekitar dagunya ada bekas cukuran pada wajahnya, dan dari jarak yang semakin mendekat aku melihat jakunnya tersembunyi di balik blusnya yang bermodel serupa kebaya.
“tidaakk……!!” jerit batinku, “dia adalah laki-laki,…. dia adalah
waria !!” lalu wanita eh waria itu mencumbu bibirku yang tersumpal,…
“urgh! Apakah aku diperkosa oleh waria ini,…?? Betapa hinanya aku karena
tubuhku menjadi mangsa dari pria yang berpakaian wanita ini?” sebuah
misteri yang tak kunjung kutemukan jawabnya.
Kemudian wanita eh waria itu membopong tubuhku di pundaknya,… berjalan menuruni sebuah tangga dan selanjutnya aku tahu bahwa tubuhku yang terikat erat ini di masukkan kembali ke dalam sel yang menyekapku. Sesampainya aku di dalam sel, mataku kembali ditutup diikat oleh kain dan mulut yang tetap tersumpal dengan kaki yang sudah kembali terikat jadi satu dan terselipkan vibrator di dalam vaginaku, aku kembali di sekap dan kudengar suara pintu sel yang di tutup dikunci dengan rantai dan gembok.
Kemudian wanita eh waria itu membopong tubuhku di pundaknya,… berjalan menuruni sebuah tangga dan selanjutnya aku tahu bahwa tubuhku yang terikat erat ini di masukkan kembali ke dalam sel yang menyekapku. Sesampainya aku di dalam sel, mataku kembali ditutup diikat oleh kain dan mulut yang tetap tersumpal dengan kaki yang sudah kembali terikat jadi satu dan terselipkan vibrator di dalam vaginaku, aku kembali di sekap dan kudengar suara pintu sel yang di tutup dikunci dengan rantai dan gembok.
Tinggallah aku sendiri dalam sel yang luas ini, terduduk berlutut
dengan vibrator bergetar di vaginaku, aku dalam ketidak berdayaan dengan
tangan terikat ke belakang demikian juga kakiku serta mata yang
tertutup oleh kain dan mulut yang mengering dan disumpal. Entah sudah
berapa hari aku disini, mungkin sudah satu minggu menanti dan menanti
bilakah aku memperoleh kebebasan yang sedianya menjadi milikku selama
ini, adakah seorang yang menjadi pahlawan hidupku dan membebaskan aku
dari siksa derita ini.
Kamu sedang membaca artikel tentang ANTARA DERITA DAN NIKMAT dan kamu bisa menemukan artikel ANTARA DERITA DAN NIKMAT ini dengan url http://ingin-diikat-dan-disumpal.blogspot.com/2013/01/antara-derita-dan-nikmat.html, kamu boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel ANTARA DERITA DAN NIKMAT ini sangat bermanfaat bagi banyak orang, namun jangan lupa untuk meletakkan link ANTARA DERITA DAN NIKMAT sebagai sumbernya.
0 komentar "ANTARA DERITA DAN NIKMAT", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar