Nama saya Ni Made Jenny, saya adalah seorang mahasiswi di salah satu
perguruan tinggi swasta di Surakarta, usia saya 20 tahun, teman teman
saya bilang saya cantik, memang kulit saya putih dengan tubuh yang
sintal dan buah dada yang lumayan besar, rambut lurus panjang sebahu dan
saya mempunyai darah Bali dan Solo, tapi saya tidak peduli dengan
kecantikan yang saya punyai, karena saya lahir dari keluarga yang sangat
menjunjung tinggi nilai nilai agama, makanya sampai saat ini saya belum
pernah sekalipun berhubungan badan dengan siapapun, termasuk dengan
pacar saya sendiri, saya mempunyai 2 orang sahabat yang sangat setia.
Yang pertama, Karina, dia yang paling muda di antara kita, umurnya baru
18 tahun, asalnya dari Manado. Perangainya agak tomboy, dia cantik
walaupun kulitnya agak sedikit gelap tapi dia mempunyai tubuh yang
lumayan sexy. Sahabatku yang ke dua, Gadis, Manado tulen juga, umurnya
sekitar 19 tahun, dia yang paling cantik di antara kita bertiga,
kulitnya putih dan bersih wajahnya imut dan kekanak kanakan. Tapi dia
sangat benci kalau dianggap masih anak anak, makanya dia memotong
rambutnya sampai sebatas leher, supaya wajahnya terlihat lebih dewasa,
tapi, dengan rambut pendeknya itu, leher jenjangnya malah terlihat
dengan jelas, menurutku dia lebih terlihat menarik dengan rambut
panjangnya. Tubuhnya sangat sexy dengan tinggi sekitar 168 dan berat 55
kg, tangannya putih mulus dan di tumbuhi dengan bulu bulu halus, kakinya
panjang dan jenjang, apalagi jika dia sedang mengenakan pakaian yang
minim dan rok pendek, dia selalu membuat banyak cowok melirik dengan
penuh nafsu ke arahnya, walaupun payudaranya agak sedikit kecil, tapi
dia memang yang paling cantik di antara kita bertiga. Singkat cerita
kami bertiga berencana berlibur ke luar kota untuk melepas stress di
kota karena selalu berkutat dengan kesibukan kami masing-masing, kami
berencana untuk menikmati suasana pantai di Anyer, dengan pertimbangan
kami tidak perlu repot-repot menyewa villa di Anyer, karena Gadis
mempunyai villa di sana dan kebetulan Tantenya juga akan berlibur ke
sana bersama dengan saudara suaminya. Berangkatlah kami pada hari yang
telah kami tetapkan bersama dengan menumpang opel blazer ku, tiga jam
kami menempuh perjalanan Jakarta-Anyer, setelah lelah di perjalanan
akhirnya sampailah kami di villa milik Gadis yang Gadis sendiri hampir
lupa tempatnya, rupanya Tante Linda berpakaian santai, dengan atasan
kaos oblong di padu dengan rok pantai yang belahannya sampai sebatas
paha. Kulit Tante Linda sangat putih dan mulus sama seperti Aku dan
Gadis, hanya saja postur tubuh Tante Linda lebih tinggi, wajahnya sangat
cantik, hampir menyamai kecantikan yang di miliki Gadis.
“Hai, maaf
telat habis tadi sempat nyasar” jawabku sekenanya menyambung
pembicaraan mereka, setelah ngobrol cukup lama, kami pun mulai membuat
acara untuk liburan kami di anyer ini, saya kebagian jatah belanja bahan
bahan makanan bersama dengan saudaranya Gadis. Namanya Prita Laura,
usianya sama dengan Gadis, bertubuh sintal dan padat, tapi menurutku
lebih cocok kalau di katakan montok. Kulitnya kuning langsat dan
wajahnya manis dengan rambut lurus sebatas bahu, sekilas aku melirik ka
arah dadanya, payudaranya terhitung besar untuk gadis seusia dia mungkin
sekitar 36B, sedikit lebih besar dari buah dadaku. Setelah berbagi
tugas dan berganti pakaian aku dan Prita berangkat ke pasar terdekat
untuk belanja barang-barang yang diperlukan dan semuanya harus lengkap
karena saya tidak mau bolak balik ke pasar hanya karena ada barang yang
kelupaan di beli. Saat itu saya hanya mengenakan pakaian santai berupa
rok biru sebatas paha dan kaos blong tipis, Prita malah tampil lebih
berani dengan hanya memakai rok tipis pendek dengan t’shirt u can see
merah. Dia terlihat sangat cantik dengan pakaian seperti itu.
Awal terjadinya penculikan
Waktu
sudah menunjukan pukul lima saat tiba-tiba opel blazer yang ku
kemudikan oleng dan hampir menabrak pembatas jalan, untungnya aku sigap
menginjak pedal rem dan dengan perlahan kupinggirkan mobilku ke tepi
jalan.
“Kenapa Kak” seru Prita agak panik.
Aku bergegas turun
dari mobil, ternyata ban depan sebelah kiri kukempes, aku sempat panik
karena aku bingung bagaimana caranya mengganti ban itu dengan hanya
mengandalkan tenaga dua orang perempuan. Pada saat itu tiba-tiba muncul
dua orang laki-laki, menawarkan bantuan untuk mengganti ban mobilku. Aku
tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran dua orang itu karena
hari sudah menjelang sore. Selesai ban mobilku di ganti oleh mereka aku
mengucapkan terima kasih seraya berjalan ke arah pintu depan mobilku
untuk mengambil uang sebagai tanda terima kasih, saat tiba-tiba aku
merasakan ada tangan kasar yang memeluk tubuhku dan saputangan yang
membekap mulutku, aku kaget dan berusaha berontak tapi kurasakan tubuhku
tiba-tiba lemas dan mataku berkunang kunang. Akhirnya aku tak sadarkan
diri.
****
Aku
kaget bukan kepalang saat aku siuman, aku berada di suatu tempat yang
asing, seperti sebuah gubuk.. dengan mata yang masih berkunang kunang
kulihat puting buah dadaku sebelah kiri sedang di kulum dengan buas oleh
salah satu orang yang menolongku tadi sementara buah dadaku yang
sebelah kanan pun tak luput dari remasan tangannya. Posisiku terlentang
dengan kedua tangan diikat erat kebelakang, kaos oblong tipisku entah di
mana, hanya sepatu sandal masih menempel di kakiku, bra ku sudah
melorot sebatas perut saat orang itu menyingkapkan rok pendekku dan
berusaha menarik celana dalamku.
“Jangan!!.. Lepaskan.. Jahanam kamu.!!. Lepaskan.....!!!” teriakku sambil meronta dan menangis sejadi jadinya.
“Diam
kamu, gua cuma mau mencicipi kamu aja koq jangan cerewet.. kalau tidak
gua bunuh loe…” bentak orang itu sambil tetap berusaha menarik lepas
celana dalamku. Brett.. Celana dalamku berhasil direnggut nya dengan
paksa. Kini kewanitaanku yang selama ini selalu kurawat sudah terbuka
lebar. Aku merasakan tangan pemuda itu menjamah kewanitaanku yang
berbulu cukup lebat itu dengan penuh nafsu.
Kemudian orang itu
membuka kedua kakiku yang putih mulus dan jenjang yang aku katupkan
sebagai pertahanan terakhir dan mulai mengarahkan batang penisnya ke
lubang kemaluanku.
“Jangan pak.. Saya mohon, saya masih perawan.. Tolong lepaskan saya..” teriaku putus asa.
“Aahh?Ohhh?Agk?
Jangann.. Sakitt.. Lepaskan.. Jahanamm!” Aku berteriak panik sambil
kulejang-lejangkan kakiku, tapi itu malah membuat penisnya semakin
menyeruak masuk ke dalam liang Miss V ku yang belum pernah di sentuh
oleh laki-laki manapun.
Dreet.. Dreet kurasakan selaput daraku robek saat orang itu menyodokkan kemaluannya hingga amblas seluruhnya.
“Sakitt.......!!
Lepaskan” desahku sambil kulempar kepalaku ke kiri dan ke kanan
menahan sakit dan perih yang tak terkira yang melanda sekujur tubuhku.
“Sakitt....
Tolong..... Hentikaaann.......!!” jeritku meratap, tapi orang itu
sepertinya tidak peduli dengan jeritan dan tangisanku.
Dia tetap
memperkosaku, memompa vaginaku dengan ganas sambil mulutnya tak henti
hentinya menjilati buah dadaku saat tiba-tiba dia berhenti dan melenguh
keras, aku sadar dia akan orgasme di dalam liang miss V.
“Jangan.....
Jangan di dalam!!” teriakku panik, dia memelukku sekuat-kuatnya saat
kurasakan cairan spermanya memenuhi liang rahimku. Hari itu aku
diperkosa. Hilanglah sudah kegadisanku yang selama ini selalu kujaga.
Saat itu aku merasa sangat marah, malu dan terhina.
“Ah..” aku
mendesah pelan saat pemerkosaku itu mencabut penisnya dan pergi
meninggalkanku begitu saja, aku mencoba bangkit dan berdiri walaupun
rasa sakit dan ngilu masih terasa di sekitar selangkanganku, dengan
susah payah dalam keadaan tanganku terikat erat kebelakang, aku lihat
bercak putih bercampur merah darah perawanku di sekitar kemaluanku.
Aku
mencoba bangkit walaupun rasa sakit masih mendera seluruh badanku
setelah barusan diperkosa dan dengan terhuyung huyung berjalan menuju
pintu yang rupanya tidak terkunci, aku mencoba mengintip ke arah luar
dan rupanya kedua orang itu sedang sibuk menggarap Prita.
“Gila Jack cewek yang tadi masih perawan lho, sempit banget vaginanya, yang ini gimana?” tanya orang yang tadi memperkosaku.
“Masih
perawan juga Man, nih Deh liat darah perawannya” jawab orang yang di
panggil Man itu sambil mencabut batang penisnya dari kemaluan Prita lalu
mencelupkan jarinya dan menunjukkan jarinya yang berbercak darah.
“Tapi cewek ini belum sadar dari pingsannya nih Man” sungut orang yang di panggil Jack.
“Sudah pompa aja terus, ntar juga sadar” kata si Man.
Sambil
tangannya menggerayangi payudara Prita yang besar dan padat. Kulihat
tangan Prita terikat kebelakang, diperkosa dengan posisi terlentang,
pakaiannya masih lengkap dan masih bersepatu hanya celana dalamnya saja
yang menjuntai di kaki kirinya, kaosnya tersingkap ke atas dan branya di
tarik ke atas hingga payudaranya mencuat dari bawah branya. Tubuhnya
terguncang guncang, karena si Jack memompanya dengan sangat kasar.
Tiba-tiba Prita melenguh pelan dan membuka matanya, mungkin dia sudah
mulai sadar dari pingsannya dan pasti dia akan sangat kaget karena saat
ini dia sedang diperkosa, tapi aku juga tidak mampu menolongnya, aku
hanya menontonnya saja dari balik pintu tanpa bisa berbuat apa apa.
“Ohh..
Ssakitt.. Jangann.. Lepaskan saya.” rintih Prita sambil berusaha
berontak dari dekapan si Jack, tapi terlambat kegadisannya sudah
melayang.
Tiba-tiba kulihat si Jack mendengus keras dan mempercepat
pompaanya di vagina Prita. Si Jack menceng keram tubuh Prita dengan
keras dan menusukan batang penisnya dalam dalam ke lubang vagina Prita.
“Saakkitt..”
Prita menjerit keras saat si Jack memuntahkan seluruh cairan spermanya
ke dalam liang vagina Prita, kulihat cairan putih kental bercampur darah
berlelehan di selangkangan Prita saat si Jack mencabut batang penisnya.
Mengantarkan kepada korban perkosaan lain
Sore
itu si Jack dan si Man memperkosa kami secara bergantian, sampai aku
dan Prita kembali pingsan karena tidak tahan di gagahi oleh kedua orang
itu secara terus menerus.
Saat aku siuman rupanya aku sudah berada
di jok belakang mobilku sendiri dengan kedua tanganku tetap terikat ke
belakang, tapi untungnya aku sudah memakai pakaianku kembali, entah
siapa yang mengenakannya di tubuhku, kulihat ke samping Prita
berpakaian, masih pingsan dengan tangan juga terikat kebelakang.
“Mau dibawa ke mana kami” tanyaku memberanikan diri.
“Mau
ke villa elu, mau perkosa teman lu, tadi gua denger suaranya di HP lu,
dari suaranya kayaknya teman lu lumayan juga” jawab si Jack sambil
tertawa diikuti oleh tawa si Man.
Aku langsung bergidik mendengar
jawabannya, rupanya mereka tahu alamat villa kami yang memang kuletakkan
di atas dasbor mobilku. Waktu sudah menjelang tengah malam saat kami
tiba di depan pintu villa saat Tante Linda menghampiri mobil kami.
“Lu sergap dia Man” kata si Jack sambil mengeluarkan pistol dan menodongkannya ke arahku.
Aku
tidak bisa berbuat apa apa selain hanya bisa duduk dan diam. Benar juga
saat Tante Linda sampai ke pintu samping mobilku, si Man langsung
keluar dan dengan sigap mendekap tubuh Tante Linda dari belakang,
sementara satu tangannya langsung membekap mulut Tante Linda, mungkin
karena kaget Tante Linda tidak sempat berteriak. ”Mmmppphhh....!!” hanya
itu yang keluar dari mulut Tante Linda saat si Man mendekap dan
menelikungnya lalu mendorong Tante Linda ke arah pintu pagar vila kami.
“Jangan macem macem lu, diem di sini kalau nggak gua bunuh lu” ancam si Jack sambil menodongkan pistolnya ke arahku.
Aku
hanya bisa mengangguk sambil ketakutan mendengar ancamannya itu,
lagipula seluruh tubuhku terasa sangat lemas dan selangkanganku pun
masih sangat nyeri dan ngilu akibat perkosaan yang aku alami tadi,
sehingga aku tidak mungkin melarikan diri dengan keadaan tubuhku yang
demikian, apalagi kedua tangankupun masih terikat erat.
Lalu si Jack
ke luar dan membantu si Man menangani Tante Linda, kulihat si Jack
mengikat ke dua tangan Tante Linda ke terali pintu pagar villa,
sementara si Man menempelkan lakban di mulut Tante Linda sambil kedua
kakinya berusaha merenggangkan kaki Tante Linda dari belakang.
Saat
itu kulihat dari kaca belakang mobilku, Tante Linda masih berusaha keras
meronta dan melawan sekuat tenaganya, sampai akhirnya Tante Linda lemas
kehabisan tenaga. Bret.. Bret.. si Man merobek bagian belakang rok
pantai Tante Linda sehingga paha dan pantat Tante Linda yang putih mulus
terlihat jelas. Lalu si Man memelorotkan celana dalam Tante Linda
sampai sebatas lutut dan mulai memainkan jarinya di kemaluan Tante Linda
yang berbulu cukup lebat, sementara si Jack sibuk menciumi leher
jenjang Tante Linda sambil tangannya meremas remas buah dada Tante Linda
yang menyembul di antara kaos bagian atasnya yang sudah robek besar.
Tiba-tiba
tubuh Tante Linda tersentak, kepanya terdongak ke atas dan mimik
mukanya menunjukan kesakitan yang luar biasa, rupanya si Man sudah mulai
mencobloskan batang penisnya ke dalam miss V nya Tante Linda. Tubuh
Tante Linda terguncang hebat saat si Man mulai memompa penisnya ke luar
masuk, bibir kemaluan Tante Linda sampai melesak masuk saat si Man
menghujamkan kemaluannya, amblas ke dalam liang miss V Tante Linda,
pasti sangat sakit rasanya, sama seperti rasa sakit yang kurasakan saat
aku diperkosa tadi pikirku. Kulihat lelehan air mata di pipi Tante
Linda, wajahnya menyiratkan kemarahan yang luar biasa, sepertinya Tante
Linda sangat tidak rela menerima kenyataan kalau tubuhnya saat itu
sedang di garap oleh orang yang bukan suaminya.
“Hh.. Oughh..”
tiba-tiba si Man mendengus dengan keras, sepertinya dia sudah akan
berejakulasi di dalam liang vagina Tante Linda.
“Jangann..” jerit
Tante Linda lirih, sambil berusaha menarik tubuhnya ke arah depan. Tapi
si Man malah menarik sisa sisa rok pantai Tante Linda yang masih
melingkari pinggulnya ke arah belakang, sehingga membuat pinggul Tante
Linda yang putih mulus itu juga ikut tertarik ke belakang, otomatis
batang penis si Man malah makin terbenam di liang vaginanya
“Tidakk..!!”
jerit Tante Linda saat si Man menyemburkan cairan spermanya ke dalam
liang vagina Tante Linda, Tante Linda pasti sangat terhina karena
diperlakukan seperti itu oleh si Man.
Tapi itu belum berakhir karena
sedetik kemudian si Jack langsung menghujamkan batang kemaluannya di
dalam vagina Tante Linda, yang membuat tubuh Tante Linda kembali
terguncang guncang karena diperko sa oleh si Jack, aku kembali panik
saat si Man menghampiriku, membuka pintu mobil dan menarikku keluar,
sekilas kulihat Prita masih tergolek pingsan saat si Man berusaha
mendekapku dengan kasar.
“Jangann.. Jangan perkosa saya lagi, saya
sudah tidak kuatt. Lepaskan saya” seruku, saat si Man menjabak rambutku
dan menyeretku memasuki villa.
“Siapa yang mau perkosa lu, sekarang lu tunjukin dimana teman-teman lu yang lain” teriak si Man,
Aku
agak lega mendengarnya sebab paling tidak aku tidak akan diperkosa
lagi. Dengan rambut dijambak dan punggungku ditodong pistol, terpaksa
aku menuruti kemauannya, dengan selangkangan yang masih ngilu dan sakit,
aku berjalan menuju kamar yang ku tahu itu kamar pribadi Gadis, dengan
perlahan pintu kamar itu yang rupanya tidak di kunci oleh Gadis terbuka,
kamarnya masih terang benderang dan kulihat Gadis sedang tidur di
ranjangnya dengan posisi terlentang, kakinya yang jenjang terjuntai ke
bawah, rok pendek coklat yang dikenakannya tadi siang masih menempel di
tubuhnya dan agak sedikit tersingkap sampai sebatas pangkal paha
kirinya, memperlihatkan sebagian kaki dan pahanya yang putih mulus.
Sementara
kemeja putih yang di kenakan Gadis juga tersingkap di sedikit di bagian
atasnya, karena 2 kancing atasnya terbuka, sehingga buah dada Gadis
yang tertutup bra hitam itu tampak sedikit terlihat, mengintip dari
balik kemeja putihnya, apalagi dengan posisi tidur Gadis yang terlentang
seperti itu, dengan ke dua tangannya yang membuka ke arah samping,
semakin membuat payudaranya terlihat membusung ke atas.
Kasihan
Gadis, mungkin dia kelelahan karena menunggu aku dan Prita sehingga dia
ketiduran dan lupa berganti pakaian serta mematikan lampu pikirku. Aku
menoleh ke belakang dan kulihat si Man tak berke dip melihat kemolekan
tubuh Gadis yang sangat menantang itu, beberapa kali dia menelan
ludahnya sendiri.
Gawatt..!! sepertinya pemerkosa ini kembali
terangsang, pikirku. Kasihan Gadis kalau dia harus mengalami perkosaan
seperti yang aku alami, gumanku dalam hati. Dan parahnya lagi Gadis
tidak tahu kalau sebentar lagi kejadian yang mengerikan akan menimpa
dirinya.. Aku harus berbuat sesuatu..!! pikirku sambil berusaha
memberanikan diri.
“Lu harus bantuin gua menyetubuhi teman lu itu kalau nggak awas..” Bisik si Man pelan tapi dengan nada mengancam.
“Jangann..!!..
Jangan perkosa dia.. Dia masih terlalu kecil.. Lebih baik lu garap aja
lagi gua.. Sepuas lu..!!” seruku berusaha menghalangi niatnya, walaupun
sebenarnya aku juga tidak rela di setubuhi dan di garap lagi oleh si
Man.
“Elu mau mampus..!!” bentak si Man sambil mengacungkan pistolnya ke arah kepalaku..
“Kalau
lu nggak bantuin gua.. Gua ledakin kepala lu..!!” sambung si Man dengan
nada geram, tubuhku lemas saat kurasakan ujung laras pistol si Man
menempel di keningku, akhirnya aku hanya bisa mengangguk lemah dan
menuruti semua kemauannya, tanpa bisa melakukan perlawanan lalu Si Man
melepaskan tali-tali yang mengikat kedua tanganku kebelakang kemudian
kembali mengikatkan tanganku didepan.
Lalu si Man beranjak pelan
mendekati Gadis yang masih tertidur dengan lelap, sejenak si Man
memandangi kemolekan dan kemulusan tubuh Gadis yang menantang,
menyapukan pandangannya yang penuh nafsu mulai dari wajah Gadis yang
cantik, lehernya yang jenjang, buah dadanya, pahanya, sampai ke kaki
Gadis yang kecil dan indah. Aku merasa jijik melihat cara si Man
memandangi tubuh Gadis dengan pandangan yang begitu mesum.
Gadis
masih belum bangun dari tidurnya saat si Man berlutut di antara ke dua
kaki Gadis, lalu dengan pelan dan lembut si Man mulai merenggangkan ke
dua belah kaki Gadis setelah sebelumnya menyingkapkan bagian depan rok
coklat yang di kenakan Gadis ke arah atas, sehingga pahanya yang putih
mulus terlihat dengan jelas, si Man makin melotot saat melihat vagina
Gadis yang di tumbuhi bulu bulu halus tampak membayang dari balik celana
dalam hitam dan tipis yang menempel di selangkangan Gadis, lalu si Man
mengangkat kaki kanan Gadis dan meletakkanya di atas pundaknya sendiri.
Sekarang
posisi kepala si Man sudah berada di antara kedua paha Gadis, lalu
dengan tak sabar si Man mulai menciumi dan menjilati paha Gadis yang
putih mulus itu, sambil tangannya berusaha menyibakkan celana dalam
hitam Gadis ke arah pinggir sehingga vagina Gadis yang di tumbuhi bulu
bulu halus terlihat dengan jelas, sementara tangan si Man yang satunya
sudah mulai membuka bibir kemaluan Gadis memperlihatkan liang vaginanya
yang kemerahan dan perawan, sekarang mulutnya sudah berada di bagian
luar bibir vagina Gadis, lidahnya menjilati liang vagina Gadis dengan
bernafsunya.
“Aahh..” Gadis mendesah tapi belum sadar dari tidurnya,
tapi tiba-tiba Gadis tersentak dan langsung tersadar saat si Man mulai
memasukkan jarinya ke dalam vagina Gadis.
“Siiapaa kamu.. Lepaskan
saya.. Toloonng..!!” jerit Gadis kaget dan ketakutan sambil mencoba
beringsut berusaha menjauhkan tubuhnya dari si pemerkosa, saat itu juga
si Man dengan sigap berdiri dan langsung memeluk tubuh Gadis dengan
erat, sambil tangan yang satunya lagi tetap mengerjai vagina Gadis.
“Kamu sini pegangin tangannya..!!” Bentak si Man kepadaku.
Karena
ketakutan kupatuhi saja perintah si Man, lagipula memang tidak ada
kesempatan buat menolong Gadis. Aku duduk di atas ranjang, kuletakkan
kepala Gadis di atas pangkuannya dan aku pegang ke dua tangan Gadis
dengan tanganku yang terikat kedepan.
“Jangan kak Jenny.....
Tolonng..!!” jerit Gadis putus asa, sementara si Man makin buas
menggerayangi tubuh Gadis, sekarang dia menciumi leher jenjang Gadis
yang putih mulus, membetot kemeja putih yang di kenakan Gadis dengan
kasar sehingga kancingnya lepas semua, lalu si Man menjilati buah dada
Gadis yang masih tertutup bra. Dan tiba-tiba si Man menarik lepas bra
yang di kenakan Gadis sehingga buah dadanya menyembul keluar.
“Toketnya
nggak sebesar punya lu, tapi kenceng banget” seru si Man kepadaku, aku
hanya diam saja. Tidak tega melihat Gadis diperlakukan seperti itu,
sementara si Man mulai mengulum payudara Gadis dengan buasnya, sementara
tangan yang satunya memilin milin putingnya yang kemerahan, sambil
lidahnya terus menjilatinya dengan penuh nafsu.
“Jangann.. Ouhh.. Lepasskann..” jerit Gadis dengan suara parau, sambil terus berusaha berontak.
Tiba-tiba si Man berdiri, membuka resleting celananya dan mengeluarkan batang penisnya yang hitam dan besar.
“Sekarang gua jejelin vagina lu dengan ini..!! Dan lu harus tetep pegangin dia..” Bentak si Man ke arahku.
Karena
ketakutan aku malah makin mempererat peganganku ke kedua tangan Gadis
yang masih berusaha berontak ingin melepaskan diri.
“Jangann..
Lepaskan saya..” teriak Gadis panik sambil mengatupkan kedua kakinya
yang jenjang itu sekuat kuatnya, tanpa pikir panjang si Man langsung
berdiri di antara kedua kaki Gadis yang menjuntai ke bawah, memegangnya
dan berusaha merenggangkan kedua kaki mulus Gadis yang terus melejang
lejang.
?Ahh?Ohh?Tidak?Jangan?.!?
Akhirnya si Man berhasil
merenggangkan ke dua kaki Gadis dan memposisikan tubuhnya di antara
kedua pangkal paha Gadis, sambil sebelah tangannya kembali menyibakkan
celana dalam Gadis ke arah pinggir, sekarang selangkangangan Gadis
terbuka lebar, siap untuk di tembus batang kemaluan si Man yang besar,
dan memang sekarang si Man sudah menempelkan kemaluannya di bibir vagina
Gadis.
“Jangann.. Tolonng.. Jangan di masukinn.. Kak Jenny....
Tolong Gadis kak..!!” jerit Gadis histeris sambil berusaha menggoyangkan
pinggulnya ke kiri dan ke kanan, berusaha mengelakan vaginanya dari
batang penis si Man, tapi usahanya sia sia, karena ujung kemaluan si Man
sudah berada di bibir vaginanya dan siap menerobos masuk. Gadis
menjerit, menangis dan meronta sejadi jadinya.
“Gila sempit banget
nih cewek” guman si Man sambil terus mendorong batang penisnya dengan
perlahan melewati sela-sela celana dalam Gadis.
Seperempat sudah
penis si Man masuk ke dalam vagina Gadis, rontaan Gadis semakin kencang,
matanya membelalak dan mulutnya megap megap seperti orang kehabisan
nafas, saat si Man mulai mendorongkan lagi batang penisnya, tapi rontaan
Gadis malah makin membenamkan batang penis si Man ke dalam liang
vaginanya yang kering kerontang itu. Tiba-tiba Gadis berhenti meronta,
badannya melenting, dadanya terangkat ke atas dan kepalanya mendongak,
matanya semakin membelalak dan mulutnya membentuk huruf O, menahan sakit
yang luar biasa, saat batang penis si Man sudah masuk setengahnya,
rupanya batang penis si Man sudah mengenai selaput dara Gadis.
“Sakitt.. Jangann.. Tolong kak Jenny.... Sshh.. Jangan teruskan..” jerit Gadis.
Melihat
itu si Man bukannya menghentikan sodokannya malah langsung menghujamkan
batang penisnya sekuat kuatnya, dengan satu kali sodokan, amblaslah
seluruh kemaluan si Man ke dalam liang vagina Gadis, sekaligus menjebol
keperawanan Gadis. Dret.. Dret kurasakan getaran terenggutnya kegadisan
Gadis saat itu.
“Sakitt.. Keluarkan itu dari sana.. Tolong kak Jenny....” jerit Gadis kesakitan.
Mendengar
jerit tangis Gadis si Man malah semakin bernafsu dan mulai memompa
liang vagina Gadis yang masih sempit itu dengan kasar, sehingga Gadis
makin kesakitan, tubuhnya terguncang guncang maju mundur dan buah
dadanya ikut bergetar akibat pompaan si Man yang ganas.
Terus terang
aku mulai terangsang saat si Man mulai memompa batang penisnya maju
mundur di dalam vagina Gadis yang masih sangat sempit itu.
“Sshh..
Buka paha mu ke.. Biar nggak terlalu sakit” bisikku setengah mendesah
sambil kubelai rambutnya, Gadis tidak menjawab hanya terengah engah
sambil melemparkan kepalanya ke kiri dan ke kanan menahan sakit yang
luar biasa, sementara si Man terus menyodokan batang penisnya dan
memompa vagina Gadis sambil satu tangannya terus meremas remas buah dada
Gadis.
Tiba-tiba si Man menghentikan pompaannya dan membenamkan
batang penisnya dalam dalam ke liang vagina Gadis, lalu tangannya
memegang dan mengangkat kedua kaki jenjang Gadis dan memposisikannya di
atas pundak kiri kanannya, dengan posisi ini penis si Man bisa masuk
seluruhnya ke dalam kemaluan Gadis, kemudian pantatnya mulai maju mundur
lagi di antara selangkangan Gadis sambil sesekali mencabut dan
memasukkan kembali batang penisnya sehingga bibir vagina Gadis tampak
melesak dan tertarik mengikuti irama pompaan batang penis si Man yang
membuat Gadis makin menjerit jerit kesakitan, tapi jeritan Gadis
tampaknya malah membuat si Man makin bersemangat menggagahi tubuh mulus
Gadis, akupun juga semakin cepat mempermainkan jariku di vaginaku
sendiri sampai akhirnya aku merasakan seluruh tubuhku menegang.
“Oohh..
Sshh..” aku telah mencapai orgasme saat tiba-tiba si Man menyodokan
penisnya dengan sangat keras tiga kali berturut turut dan seluruh
tubuhnya menegang dengan hebat sambil tangannya mencengkeram buah dada
Gadis dengan kuat, rupanya si Man sudah akan berejakulasi.
“Ahh.. Sakit..!!” Gadis kembali menjerit kesakitan.
“Jangan..
Jangan dikeluarin di dalam.. Nanti dia hamil..” teriakku sambil
berusaha menarik tubuh Gadis ke atas, berharap supaya batang penis si
Man terlepas dari lubang vagina Gadis dan spermanya tidak sampai masuk
ke dalam liang rahimnya, gerakanku yang tiba-tiba itu membuat batang
penis si Man tertarik setengah keluar dari vagina Gadis.
Merasa
batang penisnya akan terlepas dari liang vagina Gadis, si Man buru-buru
mencekal rok coklat yang masih melilit di pinggang Gadis dan menariknya
ke arah tubuhnya, sehingga pinggul Gadis juga ikut tertarik ke belakang,
lalu si Man kembali menyodokan batang kemaluannya beberapa kali dan
menghujamkannya ke dalam liang kemaluan Gadis sehingga kini batang
penisnya terbenam seluruhnya di dalam vagina Gadis, tiba-tiba si Man
mengejang beberapa kali dan menyemburkan spermanya ke dalam liang vagina
Gadis, lalu menghentakkan pantatnya sekali lagi sehingga seluruh
spermanya keluar membanjiri liang rahim Gadis.
“Tidakk..!!” lolongan Gadis memenuhi seluruh ruang kamarnya.
Si
Man masih sempat menyodokkan batang penisnya beberapa kali sebelum
akhirnya mencabut kemaluannya dari vagina Gadis, tampak cairan sperma si
Man berlelehan di antara liang vagina dan selangkangan Gadis, bercampur
dengan darah perawan, lalu si Man beranjak keluar kamar, setelah
sebelumnya mengikat tangan Gadis yang tengah lemas, kebelakang lalu
meninggalkan kami begitu saja sambil tertawa puas.
Sementara Gadis
masih terlentang di atas tempat tidurnya dengan pakaian yang terbuka dan
acak acakan, matanya nanar menatap kosong ke arah langit langit
kamarnya, sepertinya dia sangat syok, tak menyangka kalau kegadisannya
telah dibobol oleh orang yang tak di kenal, kemejanya kusut dan
berantakan, branya entah terlempar ke mana, rok coklatnya masih
tersingkap sebatas perut. Hanya celana dalamnya yang masih menempel di
selangkangannya, itupun posisinya agak tersingkap ke samping dengan noda
sperma dan darah perawan yang menempel di sekitar celana dalam hitam
dan bibir vaginanya. Gadis sepertinya sudah tidak lagi mempedulikan
keadaan dirinya, dia hanya bisa menangis sesenggukan menyesali nasibnya
yang tragis hari itu.
Aku lalu beranjak turun dari ranjang tanganku
yang sudah diikat lagi kebelakang dan berjalan ke pintu, mencoba
melihat, apakah kami bisa melarikan diri dari villa ini, tapi
pemandangan di ruang tamu makin membuatku putus asa. Aku lihat Tante
Linda dan Prita diikat ke dua tangannya dan didudukan di salah satu sofa
yang ada di ruang tamu, sementara si Jack sedang sibuk menggagahi Prita
dengan posisi si Jack duduk dan memangku tubuh Prita yang sintal sambil
kedua tangannya memegang pinggul Prita dari belakang, tampak batang
penis si Jack keluar masuk menerobos vagina Prita yang saat itu masih
menggunakan rok dan kemejanya, hanya saja roknya sudah terangkat sebatas
perut dan kemeja bagian atasnya sudah terbuka sehingga salah satu buah
dadanya tampak menyembul ke luar dari sela sela branya, tapi tampaknya
Prita sangat menikmati perkosaan tersebut.
Prita tidak berontak
sedikitpun bahkan, malah Prita yang aktif menaik turunkan pantatnya,
mulutnya mendesah desah tak karuan sambil tangannya menjambak dan
meremas-remas rambutnya sendiri, tiba-tiba si Jack menggeram dan
menurunkan pinggul Prita sehingga membenamkan seluruh batang kemaluannya
di dalam vagina Prita, sementara Prita makin giat memutar-mutarkan
pantatnya di atas pangkuan si Jack, tampaknya mereka telah mencapai
orgasme. Tampak sperma si Jack berlelehan di antara bibir vagina Prita
dan batang penis si Jack yang masih terbenam di kemaluannya.
Malam
itu Aku, Prita, Tante Linda dan si cantik Gadis kembali diperkosa dan
digagahi secara bergiliran oleh mereka, kami berempat dalam keadaan
tangan terikat kebelakang. Aku merasakan vaginaku sempat diterobos oleh
batang penis si Man, sementara kulihat Gadis juga sedang di kerjai oleh
si Jack dengan posisi menungging tepat di samping si Man yang sedang
menggagahi aku, sampai akhirnya aku pingsan dalam keadaan tangan terikat
kebelakang, karena kelelahan, entah sudah berapa kali kami diperkosa
oleh mereka malam itu.
SELESAI
Kamu sedang membaca artikel tentang Jenny dan kawan-kawan dan kamu bisa menemukan artikel Jenny dan kawan-kawan ini dengan url http://ingin-diikat-dan-disumpal.blogspot.com/2013/01/jenny-dan-kawan-kawan.html, kamu boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Jenny dan kawan-kawan ini sangat bermanfaat bagi banyak orang, namun jangan lupa untuk meletakkan link Jenny dan kawan-kawan sebagai sumbernya.
0 komentar "Jenny dan kawan-kawan", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar