Mila, kini berusia 27 tahun dan dinikahi
oleh Dandy 36 tahun pria mapan yang adalah Co Pilot dari sebuah maskapai
penerbangan Asia terkemuka. Pasangan ini belum dikaruniai anak meski
pernikahan mereka sudah memasuki tahun ke 5. Mereka berdua tinggal di
kawasan Dharmahusada yang asri itu, mempunyai seorang pembantu rumah
tangga mbok Minah namanya dan baru saja menerima tukang kebun merangkap
penjaga rumah yaitu mang Dodi. Kerjanya sangat cekatan, mampu
memperbaiki kerusakan kecil dan termasuk terampil menggunakan tali,
itulah kesan yang didapat Mila dan Dandy tanpa curiga sedikitpun dengan
keterampilannya. Keduanya tinggal tidak jauh dari rumah mereka, hanya
mang Dodi kadang mendapat giliran jaga malam di rumah mereka khususnya
ketika Dandy terbang. Pasangan Mila dan Dandy adalah pasangan mesra,
keduanya saling mencintai, mereka mempunyai hubungan yang sangat
spesial, kendatipun Dandy yang seorang pilot rawan dengan gosip punya
hubungan dengan pramugarinya dalam sebuah penerbangan. Mila yakin
sepenuhnya mas Dandy tidak akan tertarik dengan pramugarinya, karena
hubungan spesial yang sangat rahasia diantara mereka yang di sebut soft
bondage. Hubungan yang membuat suami tak kan lari ke perempuan lain,
yaitu sikap Mila yang sangat mengabdi kepada suaminya yang mempunyai
kelainan seks, yang perlu mengikat erat pasangannya baru bisa
berhubungan suami istri. Sebagai istri, Mila berusaha menjadi istri yang
sempurna bagi mas Dandy, sehingga Mila berhasil peroleh kesepakatan
dengan bossnya untuk memperoleh 2 hari off (kecuali Sabtu Minggu yang
memang libur) ketika sang suami baru sehari sebelumnya mendarat di
Surabaya. Dan ketika tiba di rumah Mas Dandypun tinggal menyebut Mila,
seragam,… yang mana Mila akan bergegas berganti dengan pakaiannya yang
sangat disukai sang suami blus berkerah Shanghai dengan kancing-kancing
berbaris lurus dari leher sampai ke daerah pusar.Seperti biasanya sore
itu Mila baru pulang kerja dan baru saja duduk sendiri di ruang keluarga
menikmati teh hangat buatan mbok Minah pembantunya yang setia. Mila
masih berpakaian kantor sebuah blus berkerah shanghai dengan kancing di
depan berbaris rapih dari leher ke pusar ditutup oleh blazer layaknya
sekretaris yang memang seragam kantornya dan seragam kesukaan mas Dandy.
Sepatu hitam mirip pantofel yang ada ban melintas di punggung kakinya
seolah menghubungkan kedua mata kakinya, masih menghiasi kaki Mila yang
jenjang itu. Mila kelihatan cantik ditengah raut kelelahannya bekerja
seharian sebagai seorang sekretaris eksekutif dari perusahaan Jepang
yang membuka perwakilan di Surabaya. Makanya mas Dandy tidak pernah
menyetujui keinginan Mila untuk resign dan berkegiatan dirumah saja atau
usaha kecil-kecilan seperti Yunia sahabatnya yang membuka convenience
Mart dan sebuah rumah makan kecil. Yunia yang menikah dengan Anto
mempunyai orientasi serupa dengan Dandy dan Mila, hanya mereka memakai
borgol dan rantai sebagai peralatan mesra mereka. Mila baru selesai
berbicara lewat telpon dengan sahabatnya Yunia Utari ketika ada suara
terdengar memanggilnya :“Juragan…….” sapa seseorang dari belakangnya“Eh
Mang Dodi,…” sahut Mila ramah“Eeee….saya ada perlu sedikit juragan…..”
lanjut mang Dodi“Ada apa ya Mang Dodi? Mila pikir tukang kebunnya mau
pinjam uang“Hmmm….gini juragan, saya pernah tanpa sengaja lihat juragan
di kamar seperti sedang ngiket sendiri…” ada keraguan dalam kata-kata
mang Dodi dan kalimat selanjutnya membuat Mila terperangah aksi self
bondagenya akibat kerinduan yang tak tertahankan kepada mas Dandy
rupanya diam-diam diperhatikan oleh mang Dodi.“Eeemmm…maksud saya
daripada juragan repot ngiket sendiri, biar saya bantu……” kali ini nada
keyakinan dirasakan dalam kalimat mang Dodi.Mila terdiam berusaha
menahan malunya dan sibuk mencari alasan yang masuk akal akibat penemuan
tukang kebunnya, tanpa disadari olehnya mang Dodi bergerak cepat, dan
dalam waktu singkat Mila mendapatkan kaki dan tangannya sudah diikat
kebelakang. “Mang Dodi ? Apa yang kamu la… eemmmpphhhh…!!” Mila tidak
sanggup menyelesaikan kalimatnya mulutnya telah disumpal lap yang dibawa
mang Dodi lalu dilakban.dengan erat.
Mila terduduk di ruangan itu dengan tangan terikat kebelakang dan
kaki yang masih bersepatu terikat menyatu dan mulutnya disumpal
lakban.“Uuhh…..mang Dodi rasanya udah gemeteran gak karuan waktu ngiket
juragan Mila …antara takut baru kali ini bisa nekat melaksanakan niatnya
yg lama terpendam” gumam mang DodiSementara Mila masih terpana dan
tidak menyangka akan keadaannya yang terikat tanpa mas Dandy yang jauh
di sana. Disisi lain perasaan takut muncul kalo nanti juragan marah
besar dan dirinya dipecat, ditambah itu takut ketahuan mbok Minah
menghantui mang Dodi akibat kenekadannya.“Eeee…duuuh selanjutnya apa
yang harus aku lakukan…??” Mang Dodi berjalan mondar mandir di depan
Mila yang sudah terikat dan tersumpal mulutnya“…hmmmhh” setelah beberapa
saat akhirnya mang Dodi bisa agak menenangkan diri dan mulai memandangi
juragan Mila yg masih cantik tapi terikat tidak berdaya.“…uuuuh…juragan
Mila koq jadi tambah cantik kalo terikat begini yaa…” kata mang
Dodimang Dodi sudah kepalang basah, ia mengalahkan keraguannya dan
memberanikan diri menggendong Mila yang tidak berdaya, membawanya ke
kamar dan meletakkan tubuh terikat itu di tempat tidur, lalu mang Dodi
keluar dari kamar juragan Mila, tanpa sengaja dia berpapasan dengan mbok
Minah yang hendak bersiap siap pulang, “Kamu nggak pulang Mang?” tanya
Minah“Mbok Minah kalau mau pulang duluan silahkan aja, Sebentar lagi
saya juga pulang……”jawabnyaSetelah mbok Minah pergi, mang Dodi kembali
kedalam, diam-diam dari pintu diintipnya tubuh juragan Mila tak berdaya
itu meronta-ronta dan ini membuat Dodi semakin bersemangat. Namun
ditutupnya rapat rapat kamar majikannya dan dikunci dari luar, kemudian
Dodi pulang ke rumahnya yang hanya 100m dari rumah majikannya dan
menenangkan diri.. “eemmmpphhhh…….eemmmpphhhh…….!!”Sementara Mila yang
mulai menyadari bahwa dirinya terikat erat dan digendong ke kamarnya
panik dan sibuk meronta-ronta. Satu jam, dua jam berlalu masih tak ada
perubahan apa-apa tubuhnya masih terikat erat. Mang Dodi yang tidak
tenang di rumahnya kembali menemui tawanannya….Dibuka kunci pintu kamar
juragannya pelan-pelan dan kepalanya dijulurkan dulu untuk melihat
keadaan juragan Mila….“Ah juragan cantik masih terikat dan sumpel
mulutnya juga belum lepas, aman deh…” pikirnya, lalu masih dengan
berjingkat jingkat mang Dodi masuk kamar dan mengunci pintu kamar.“eeee
selamat malam juragan Mila yang cantiiik.” sapanya“eemmmpphhhh…….!!
protes Mila“Ada apa juragaan? Kalau ngomong yang jelas dong biar mang
Dodi tau….”“ehm…kasiaaan deh juragan ini … o iya apa juragan haus? Nanti
saya ambilkan minum tapi awas ya kalau sumpal mulutnya mang Dodi buka
jangan coba coba teriak.” ancamnya“Rupanya juragan selama saya tinggal
tadi meronta ronta mau lepasin ikatan ya?” “eemmmpphhhh…….!! sahut
MilaHmhmmmm…sampe rok juragan tersingkap begini…duuuh mulusnya paha
juragan” ujar mang Dodi sambil meraba paha Mila “Juragan minta dilepasin
ya?” godanya“Tenang juragan. nanti mang Dodi akan lepasin semua…maksud
mang Dodi lepasin bajunya juragan..”eemmmpphhhh…….!! protes Mila“Tuh
kancing blazer juragan sampe terbuka …juragan sih pake meronta ronta
segala, percuma..mang Dodi sudah ikat tangan dan kaki juragan dengan
kuat!” kata mang Dodi meyakinkanMelihat Mila terus meronta dan bergumam
“mmmpphhh…mmpphh………..” makin membuat mang Dodi gak sabar, blazer Mila
dibuka tapi tidak bisa lepas karena menyangkut di ikatan
tangan…“Hmmmmh……” mang Dodi mulai meraba dada juragan yg masih tertutup
baju shanghai“eemmmpphhhhh…..!” protes Mila berikut roknya di buka dan
diturunin lepas“hmmmmh” darah mang Dodi makin memuncak makin penasaran.
Namun dengan sabar baju shanghai yang dipakai Mila, kancing demi kancing
dilepasnya dengan telaten oleh mang Dodi yang semakin tidak
tahaannn……“eemmmpphhhhh….. eemmmpphhhhh…..!” Mila semakin meronta ronta
dengan hebatnyaAkhirnya semua baju yg menutup tubuh Mila sudah dibuka
semua walau masih menempel di tubuh Mila oleh mang Dodi“Udah dong
juragaaan…pasrah aja kenapa siich? nanti mang Dodi tambahin ikatan lagi
lho,biar juragan Mila bisa diem” mang Dodi mencari-cari tali sudah tidak
ditemukan akhirnya sebuah saputangan dibekapkan ke hidung Mila terpaksa
juragan Mila dibius, dan Mila pun tak sadarkan diri****“
eemmmpphhhhh…..” Mila terbangun dari
pingsannya, mendapati tubuhnya masih terikat dengan bajunya terurai
diantara tali-tali, kakinya tidak terikat jadi satu tetapi terikat
diujung tempat tidur dan tetap bersepatu, Mila merasakan nyeri yang
hebat di selangkangan khususnya di miss Vnya. Oh Mila telah diperkosa
oleh mang Dodi tukang kebunnya, Kemudian mata Mila mencari-cari, tak
dilihatnya mang Dodi dikamarnya…Puas memperkosa juragannya. Mang Dodi
kembali ke pos jaganya, membiarkan Mila melewati malamnya terikat dan
terbaring di tempat tidur waktu menunjukkan pukul 23.05 Mila
meronta-ronta hingga lelah dan akhirnya tertidur dalam keadaan terikat
dan mengenaskan.*****
Pagi-pagi sekali mang Dodi pulang untuk mandi dan kembali berangkat
secepatnya ke rumah Mila juragannya, mang Dodi ingin membuka gerbang
rumah majikannya agar mbok Minah bisa masuk dan kembali bekerja. Hari
ini hari Jumat, mang Dodi harus buru-buru melepaskan ikatan yang
mengikat juragannya Mila agar bisa bersiap-siap untuk berangkat kerja ke
kantor. Udara masih sejuk pagi itu ketika mang Dodi masuk rumah
langsung menuju kamar di mana juragannya dia sekap. Diintipnya terlebih
dahulu, dilihatnya Mila sudah bangun dan tengah meronta ronta kecil,…
mang Dodi masuk berniat melepaskan ikatan yang membelenggu juragannya
yang cantik, dikuncinya kamar Mila lalu mang Dodi mendekat ke tubuh Mila
yang terikat.“Juragan, tidak apa-apa khan,…” mulut Mila yang disumpal
dilepaskanSontak tangis meledak dalam kamar itu, Mila menangisi nasibnya
yang diikat dan diperkosa oleh tukang kebunnya sendiri. Secara reflek
guna meredam suara tangis Mila, mang Dodi memeluk dan mendekap juragan
Mila sehingga suara tangisnya tidak terdengar lagi.“Maaf ya juragan,…
saya hanya bermaksud menyenangkan hati juragan Mila….” bela mang Dodi
lalu melepas pelukannya dan melepaskan simpul tali yang mengikat di kaki
Mila yang terhubung ke ujung kaki tempat tidur tangan Mila masih
terikat.“Kog kamu nekad sich mang,….” kata-kata pertama Mila setelah
lakban dan lap yang menyumbat mulutnya dilepas.“ah… ehh…..anuu…” mang
Dodi tidak bisa merangkai kata-kata akibat kenekadannya sambil mulai
melepaskan simpul tali di pergelangan tangan Mila.“sudah tinggalkan saya
sendiri, saya mau mandi nanti terlambat ke kantor” ucap Mila sambil
mengusap bilur-bilur di pergelangan tangannya usai dilepas oleh mang
Dodi. Mang Dodi keluar dengan pasrah akibat kenekadannya, dan dia seolah
siap dipecat oleh Mas Dandy jika pulang, atau bahkan bila dilaporkan ke
polisi.Sementara Mila sedang menikmati kucuran air hangat di shower di
kamar mandi dalam kamarnya. Mila merasakan sesuatu sensasi didalam
kerinduannya akan mas Dandy yang sudah 10 hari terbang seakan terobati,
ia rasakan dari seorang mang Dodi tukang kebunnya. Meski nyeri di miss
Vnya akibat diperkosa dan diikat semalaman, tak sedikitpun terpikir
olehnya untuk memecat atau melaporkan ke polisi, bahkan Mila tidak tega
menceritakan apa yang dialaminya kemarin kepada mas Dandy suaminya.
Sementara mang Dodi berusaha melupakan kenekadan yang dilakukan pada
juragannya semalam, dan kembali mengerjakan kebun dan keamanan di rumah
juragan Mila.****Sudah tengah hari, Mila masih sibuk di kantornya, namun
sulit untuk konsentrasi, dalam benaknya masih terbayang saat mang Dodi
dengan cepat menarik tangannya kebelakang dan mengikatnya erat, oh Mila
merasa seperti mas Dandy ada disisinya dan kerap melakukan kejutan
seperti itu yang tiba-tiba menarik tangannya dan mengikatnya. Rasa rindu
akan suaminya kian memuncak membayangkan adegan di ranjang ketika mang
Dodi memaksa membuka pakaiannya dalam keadaan terikat dan selanjutnya
Mila tak sadarkan diri.
Masih 5 hari lagi mas Dandy mendarat di bandara Ir H Djuanda
Surabaya, rasa hampa itu terhibur sedikit akibat kenekadan mang Dodi
seperti di padang gurun mendapat guyuran air, demikian yang di rasakan
Mila malam itu. Pikiran nakal melintasi benak Mila yang mengharapkan
kejutan seperti itu datang lagi dari mang Dodi. Pernah suatu hari Mila
tertidur dan tidak menyambut suaminya pulang, namun tengah malam Mila
terbangun dan mendapatkan tangannya terikat kebelakang dan kakinya
bersepatu diikat jadi satu. Lalu dihadapannya terlihat mas Dandy yang
terpulas. Mila merasa salah tidak bertahan bangun menyambut suaminya
namun rupanya mas Dandy sudah menyiapkan sambutan sendiri untuknya. Mila
sangat ingin meminta suaminya berhenti menjadi pilot, Mila ingin
suaminya kerja biasa dan setiap hari bisa bersamanya di rumah. Tanpa
terasa hari sudah senja, Milapun bergegas pulang.Setibanya Mila dirumah
usai membayar taxinya Mila disambut mang Dodi yang kebetulan berjada di
pos masuk.“Selamat sore juragan,……” sapa mang Dodi“Sore mang,…. masuk
dulu aku mau bicara” sapa Mila tersenyum.“Baik juragan…” mang Dody
diterpa rasa takut.Mila masih berpakaian kantor sebuah blus berkerah
shanghai dengan kancing di depan berbaris rapih dari leher ke pusar
ditutup oleh blazer layaknya sekretaris yang memang seragam kantornya
bersepatu hitam mirip pantofel yang ada ban melintas di punggung kakinya
seolah menghubungkan kedua mata kakinya, masih menghiasi kaki Mila yang
jenjang itu ketika masuk dan duduk di ruang keluarga, Mila duduk tepat
di sudut ketika kemarin dia di sapa mang Dodi.“Ya juragan…..” mang Dodu
mendekat“Kenekadanmu itu mang,…..” mulai Mila “mengejutkanku…..” jantung
mang Dodi berdetak kencang.“maukah kamu mengulanginya lagi?” pelan
sekali kata-kata Mila seakan tidak terdengar“maksud Juragan…?” mang Dodi
memiliki telinga yang cukup awas dengan setiap kata makanya dia
dijadikan penjaga malam oleh mas Dandy selama dia
terbang.“me…ngu…..la…ngi….” Mila terbata-bata.“mang siap menyenangkan
hati juragan…” sahut mang Dody begitu bersemangat.Milapun menyembunyikan
wajah kemerah-merahan dan beranjak menuju ke kamarnya. Sementara mang
Dodi menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk memuaskan juragannya.
Mbok Minahpun pamit pulang ke pada juragan Mila di kamarnya, Mila masih
berpakaian seperti pulang kerja, hanya blazernya yang sudah dilepas
sedang merias diri ketika mang Dodi masuk, lalu membekapkan saputangan
ke mulutnya, sampai juragannya tidak sadarkan diri. Kemudian
digendongnya tubuh lunglai itu ke sebuah kursi dan serta merta tali
sudah meliliti tubuh Mila yang sudah terikat terduduk di sebuah kursi
tangannya terikat erat kebelakang, kakinya terikat ke tiap kaki kursi
dan mulutnya disumpal dengan saputangan.
Di tunggunya juragan Mila duduk terikat hingga siuman, sambil mang
Dodi menyapu dan membersihkan kamar juragannya.”eemmmpphhhh…………..” Mila
rupanya siuman, dan mendapati dirinya sudah terikat di kursi lengkap
dari kaki ke tangan dan tali yang melilit dilengannya membatasi
payudaranya di atas dan bawah.“eh juragan…. sudah bangun, kita bermain
yuk, “ ajak mang Dodi begitu bergairah sementara Mila meronta-ronta
seolah menolak apa yang akan terjadi dengan dirinya.Dengan sigap mang
Dodi menggendong Mila yang terikat ke tempat tidur di mana Mila
dibaringkan kemarin. Mang Dodi agaknya tahu kebiasaan pasangan
juragannya dan membiarkan juragan Mila tetap berpakaian lengkap ketika
dalam keadaan terikat. Dan terbaringlah Mila di tempat tidurnya, mang
Dodi bereksperimen dengan menelungkupkan badan juragannya kemudian
melepaskan kakinya dan diikat lagi menyilang X di kakinya sehingga
selangkangannya tidak rapat. Mang Dodi menemukan tas merah yang besar,
dia menemukan koleksi majikannya juragan Dandy, dilihatnya beberapa
gulung tali pramuka, lalu di ikatkannya tali itu menghubungkan tangan
dan kaki Mila, yang dikenal dengan ikatan hogtied.“eemmmpphhhh……
eemmmpphhhh……” Mila bereaksi begitu tangannya yang terikat menyentuh
sepatunya, badannya yang lentur itu membusung tegak dan kepalanyapun
ikut terangkat. Mila yang sejak kecil adalah penari ballet, dan
belakangan ini menekuni olahraga Yoga sehingga tubuhnya sangat lentur
dan bisa menyesuaikan diri dalam segala keadaan. Mang Dodi cukup kagum
melihat kelenturan tubuh juragan Mila, melihat ada kamera digital di tas
itu, dan diabadikannya keadaan juragan Mila.“eemmmpphhhh……” kembali
Mila memprotes apa yang dilakukan mang Dodi. “Ada apa juragan,… o iya
apa juragan haus? Nanti saya ambilkan minum tapi awas ya kalau sumpal
mulutnya mang Dodi buka jangan coba coba teriak.” Ancamnya
“eemmmpphhhh……” jawab Mila, mang Dodi meninggalkan kamar juragan Mila
dan membuatkan juragannya sirup rasa orange, dan ditaburkannya obat
tidur, kemudian dilarutkan dengan baik lalu dibawanya dengan baki ke
tempat juragannya terikat.Crett…!! Lakban yang menyumpal mulut Mila
dilepaskan “Ooeekkk!!” sekaligus saputangan dalam mulut Mila di
muntahkan.“Boleh tahu mang, aku mau diapain sekarang…..” tanya
Mila,“Hmm…. mang Dodi masih melihat barang barang koleksi juragan Dandy
dulu” ujar mang Dodi,“minum dulu…. juragan…” agak sudah bagi Mila yang
telungkup dan terikat hogtied untuk minum namun mang Dodi memposisikan
gelas di tangannya sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau, tak lupa
mang Dodi menyertakan sedotan untuk memudahkan juragan
Mila.“sslluuurrrpphh……….” Mila menyedot minuman buatan mang Dodi tanpa
rasa curiga, harus diakuinya sejak tiba di rumah Mila belum sempat minum
untuk menyegarkan dahaganya.“Urrghhh……..” kepala Mila serasa pening dan
Mila tak sadarkan diri, mang Dodi menyaksikan di belakang Mila dengan
tersenyum.****Mila terbangun ketika dirasakannya ada benda bergetar
memasuki miss Vnya, kenikmatan dan ketidak berdayaan yang dia rasakan,
kendati tak ada lagi ketakutan karena Mila sesungguhnya menginginkan itu
dialaminya akibat kerinduan yang mendalam pada mas Dandy. Milapun
mengalami orgasme pertamanya sejak di tinggal mas
Dandy.“aaaarrrghhhhh……. aaaaccchhhh………..” gumam Mila yang tidak di
sumpal oleh mang Dodi. Malam semakin larut, Milapun sudah empat jam
terikat hogtied dengan dildo dalam miss V yang sudah berhenti
bergetar.“Juragan, mang keliling dulu yach…..” panit mang Dodi kepada
juragan Mila. Waktu menunjukkan pukul 21.50 ketika mang Dodi
meninggalkan sejenak juragannya yang sedang terikat, guna mengecek
keadaan sekitar rumah berbekal senter dengan daya sorot yang
tajam.Sesekali Mila meronta-ronta merasakan ketat dan eratnya ikatan
mang Dodi. Memang Mila tahu bahwa hampir mustahil dirinya dapat
melepaskan diri namun dari sisa jiwa tomboynya ketika kecil Mila selalu
mempunyai rasa penasaran bahwa dia dapat melepaskan ikatannya. Mila
bukan tipe pasrah ketika diikat tetapi selalu berusaha dan itu sangat
menguras energinya.“urgh…….” gumam Mila merasakan ikatan mang Dodi
“ketat juga dia mengikat…. melebihi mas Dandy” ucap Mila. “Ooh… Mas
Dandy, maafkan aku, aku sudah tidak tahan lagi menantimu….” kata Mila
sambil menatap photonya berdua mas Dandy yang berseragam lengkap yang
dibuat beberapa hari sebelum mas Dandy berangkat. Photo itu terpajang
rapih di tembok di atas meja riasnya, Mila memakai kebaya modern berikut
kain dengan rambut terurai di photo itu. Mila ingat mas Dandy begitu
memujanya ketika berdandan seperti itu. Dan malamnya mas Dandy
memintanya memakai kebaya itu namun dipadu dengan rok mini dan sepatu
sexy kesukaan mereka berdua, lalu mas Dandy mengikat Mila istrinya
dengan mesra malam sebelum ia berangkat atau tepatnya 10 hari lalu. Kini
Mila sendiri di kamarnya terikat hogtied dan tangannya dapat meraba
sepatunya dalam keadaan telungkup terikat. “hmmm lama sekali si mang
Dodi kelilingnya, sebenarnya Mila menginginkan posisi yang lebih ramah
daripada terikat seperti ini, namun mang Dodi yang ditunggu sudah lebih
dari sejam belum juga menemuinya. Mila sudah sangat mengantuk ketika
mang Dodi kembali sehingga tidak bisa menyampaikan apa-apa ketika mang
Dodi mulai menyalakan dildo di selangkangannya dan memasangkan ballgag
koleksi juragan Dandy ke mulut Mila.“eemmmpphhhh…… eemmmpphhhh……” Mila
tersentak dengan kenikmatan yang dia rasakan dari dildo yang sedari tadi
menempel di miss Vnya.“eemmmpphhhh…… eemmmpphhhh……”“eemmmpphhhh……
eemmmpphhhh……” desah Mila merasakan antara derita dan nikmat disaksikan
mang Dodi yang sibuk bermasturbasi malam itu. Sungguh Mila tidak dapat
tidur nyenyak akibat kenikmatan yang ia rasakan. Setelah Mila kelelahan
habis orgasme, dan tertidur dalam keadaan terikat hogtied. Mang Dodipun
meninggalkan juragannya yang cantik sambil mengunci kamarnya dari luar
kemudian kembali ke pos jaganya tepat jam 01.00 dini hari berjaga sambil
terkantuk kantuk. ****Pagi datang, mang Dodi masih terkantuk kantuk
kala membuka gerbang menyambut mbok Minah masuk. Lalu mang Dodi beranjak
pulang karena ia tahu hari ini Sabtu, di mana juragan Mila yang menjadi
tawanannya libur kerja. Maka mang Dodi tidak perlu terburu-buru, dengan
santainya ia pulang kerumahnya, beristirahat dan menyegarkan diri.
Sementara itu Mila masih terlelap meski dalam posisi telungkup dan
terikat ala hogtied. Mbok Minahpun urung membangunkan majikannya karena
kamarnya terkunci. Mila perlahan mulai bangun, matanya tertumpu pada jam
digital di kamarnya yang menunjukkan pukul 09.38. Mulut Mila mengering
akibat ballgag yang dipakainya sementara air liurnya sudah membasahi
bagian kasurnya di mana Mila telungkup.“eemmmpphhhh…… eemmmpphhhh……” “di
mana nich mang Dodi, kog aku masih begini belum juga dia lepasin….
mentang-mentang aku libur, dia rupanya benar-benar kebiasaan kami ketika
memasuki weekend…. “ batin Mila sembari meronta-ronta. Sementara mbok
Minahpun tidak curiga, karena juragannya belum juga muncul karena
mengetahui hari libur juragannya pasti beristirahat dan enggan di
ganggu. Mang Dodi masuk dapur menemui mbok Minah katanya “Mbok, tadi
malam juragan Mila pergi dengan teman-temannya ke Trawas dan menitipkan
pesan agar mbok bisa pulang setengah hari, ndak usah masak katanya….”
terbersit ide dalam benak mang Dodi bahwa hari ini ia akan menawan
juragan Mila sepanjang hari di dalam kamarnya dalam ikatan-ikatannya.“Oh
gitu yach mang,… kalau gitu setelah mencuci dan menjemur, aku pulang
yach, ta’ titipkan jemuran kepadamu yach mang…..” sahut mbok Minah.“Ok
biar aku yang angkat kalau sudah kering” tegas mang Dodi sambil berlalu
meninggalkan dapur, hendak melihat keadaan tawanannya eh juragannya di
kamarnya. Perlahan-lahan pintu di buka, masuklah mang Dodi mendapati
juragan cantiknya masih telungkup dengan posisi terikat hogtied dengan
mulut yang disumpal lakban.“Juragan….?” sapa mang Dodi“eemmmpphhhh……
eemmmpphhhh……” protes Mila yang seharusnya sudah dilepaskan dari
tali-tali yang membelenggunya.“Pesan juragan sudah saya sampaikan ke
mbok Minah, bahwa juragan tidak pulang hari ini jadi mbok Minah boleh
pulang cepat…” kata mang Dodi dengan gaya
polosnya,“eemmmpphhhh……mmmpphhhh…… mmmpphhhh……!!!” Mila terkejut dengan
pesan yang dia tidak merasa menitipkan pada mang Dodi.“Jadi kita bisa
seharian mainnya….” ujar mang Dodi sedikit nakal.“mang Dodi, bagaiman
kamu bisa berpikir seperti itu ??” hardik Mila, ketika mang Dodi
melepaskan ballgag yang dipakai Mila.“Juragan, jangan pura-pura…
bukannya setiap akhir pekan juragan sepanjang hari begini….” kata kata
mang Dodi yang sontak membuat Mila menyesal telah membolehkan tukang
kebunnya untuk memuaskan kerinduannya kepada mas Dandy tercinta.“Aku mau
buang air mang Dodi, tolong lepaskan aku…” pinta Mila“Buang air….?
Sebentar ya juragan cantik?” jawab mang Dodi, Mila yang terikat kaki dan
tangannya bersambung itu dilepaskan kemudian tali yang mengikat erat
pergelangan kakinya dilepas, dan tubuh Mila pun terangkat, digendong
mang Dodi ke dalam kamar mandi dan dilepasnya Cdnya dan didudukkannya
Mila di toilet bowl, lalu mang Dodi meninggalkan kamar mandi membiarkan
juragannya melepas hajat namun dengan tangan tetap terikat. Beberapa
saat mang Dodi mendengar namanya dipanggil, langsung dibukanya pintu
kamar mandi dan juragan Mila sudah berdiri di balik pintu, Mang Dodi
mengambil tissue gulung kemudian dengan telate dipanggil, langsung
dibukanya pintu kamar mandi dan juragan Mila sudah berdiri di balik
pintu, Mang Dodi mengambil tissue gulung kemudian dengan telaten
membersihkan miss Vnya juragan Mila, yang merasa sangat risih
diperlakukan begitu. Usai dengan kamar mandi mang Dodi menuntun
juragannya berjalan kembali ke tempat tidur.“Sudahlah juragan tidur
saja, capek khan kemarin kerja….” diikatnya kedua kaki juragannya yang
tetap bersepatu sejak pulang kemarin sore, ke setiap sisi tempat tidur
lalu katanya “saya ambilkan teh sekaligus mau lihat apakah mbok Minah
sudah pulang belum……” beranjaklah mang Dodi meninggalkan juragan
cantiknya terikat.Sesampai di dapur, mbok Minah rupanya baru selesai
menjemur, dan tengah bersiap-siap mau pulang sambil berkata“titip
yoo…mang!”“He eh” jawab mang Dodi sambil mengambil gelasnya dan membuat
teh seolah akan di minum sendiri. Mang Dodi membuka kotak P3K, mengambil
satu kapsul obat perangsang, membuka kapsul itu dan mencampurnya dengan
gula ke dalam teh yang dia buat,“Mang,… aku duluan yach…!” pamit mbok
Minah.“Iyo,… mangga…” sahut mang Dodi. Teh sudah siap, mang Dodi kembali
mengecek pintu gerbang dan pintu samping yang tadi dilewati mbok Minah
dan menguncinya.“tinggal kita berdua juragan….” gumam mang DodiBergegas
mang Dodi membuka kamar juragan yang dia kunci, masuklah dia membawa
minuman…..“Maaangg…. lepasin dong, saaakiiiitttt…..” keluh Mila
menyambut tukang kebunnya.“Nanti yach,… juragan cantik minum dulu….”
duduk di kasur di samping juragannya yang terikat, membangunkan tubuh
juragan Mila yang pegal itu kemudian pelan pelan mulut Mila dijejali teh
yang mengandung obat perangsang. Dasar memang haus Mila meneguk minuman
teh pemberian tukang kebunnya hingga hampir habis, tanpa menaruh curiga
sedikitpun dan beberapa menit kemudian Mila merasa tubuhnya nyaman,
gairahnya muncul dalam keadaan terikat….. “aaaahhhh….” desahnya tak
berdaya.“Ayo duduk juragan…..” perintah mang Dodi, dan Mila berhasil
duduk dengan ditambahkan bantal-bantal yang mengganjal tubuhnya yang
terikat.“Ugh….” mata juragan Mila ditutup diikat denga kain hitam,”mang
Dodi, mau di apain aku….” tanya Mila dalam nada pasrah.
Kemudian Mila merasakan ada sesuatu benda yang berusaha dimasukkan ke
mulutnya. Oh, ternyata itu adalah Penis !!Mang Dodi menghendaki juragan
Mila supaya mengoral penisnya. Seketika Mila menolak dan memberontak
tapi tukang kebun itu terus memaksa dan penisnya terus dijejalkan ke
mulut Mila. Dengan sangat terpaksa Mila turuti kemauan tukang kebunnya
sambil mengulum penisnya, air mata berlinangan dari penutup mata yang di
pakaikan di mata Mila.
Sejenak bayang Mas Dandy muncul di benak Mila “Oh Mas Dandy! Ampuni
aku Maas, aku dipaksa….” jerit hati Mila ketika mulutnya sudah dipenuhi
oleh penis tukang kebunnya.Mila terpaksa terus mengulumnya mau muntah
rasanya. Mila mengulum diujungnya saja, dan merasa jijik! bahkan
terhina. Dia tukang kebunku, bukan suamiku. Tampaknya mangDodi semakin
nekad dan tidak puas kalau penisnya hanya di kulum di ujung saja maka
dipegangnya kepala Mila kemudian ditancapkan dalam dalam penisnya masuk
ke mulut Mila sampai rasanya menyentuh tenggorokan, Mila berulang kali
tersedak dan mau muntah tapi tidak diperdulikan nya. Keluar suara
mendesis-desis dari mulutnya tampaknya mang Dodi itu keenakan tapi tak
keluar satu patah katapun dari mulutnya. Semakin lama semakin kencang
memaju mundurkan kepala Mila sampai suatu saat dibenamkan penisnya dalam
dalam ke mulut Mila dan Mila rasakan semburan cairan sperma masuk dalam
ke mulut Mila. Mila mengadakan perlawanan, segera berusaha menarik
mulutnya tapi mang Dodi itu justru semakin menekan kepala Mila.
Penisnya terbenam lama dimulut Mila,
spermanya berusaha di keluarkan Mila bersama air liurnya walaupun
sebagian ada yang tertelan. Asin! Rasanya sangat jijik Mila dibuatnya
karena sebagai juragan, Mila telah diperbudak oleh tukang kebunnya.
Ditariknya penis itu dari mulut Mila dia mengoles-oleskan ujung penisnya
ke pipi Mila. Seketika pipinya berlepotan sisa2 sperma mang Dodi. Bau
spermapun menyergap amis! seperti bau putih
telur.“Hoek….hoek….hoek…..!!” Mila ingin muntah rasanya. Bau amis sperma
menusuk hidung Mila yang sesungguhnya menikmati derita ini akibat obat
perangsang yang dicampurkan pada tehnya.Mila terkulai lemas di atas
tempat tidur, tangannya yang terikat erat mulai terasa sakit sekali,
pegal, kesemutan. Kedua lengan Mila terasa kaku dan mati rasa. Beberapa
menit kemudian Mila merasakan hujaman penis di
missVnya.“aaaaauuuuuuuwwwwwhhhhhh……….. aaadduuuhhhh….!!! jerit
Mila.Digoyang-goyangkannya tubuh Mila dan Mila merasakan perih dan
nikmatnya proses masuk-keluar-masuk-keluar-masuk, lalu mang Dodi kembali
menyemburkan spermanya namun Mila tidak merasakan semburan itu
menyirami rahimnya, Milapun mengalami sesuatu yang tidak ingin dia
alami, orgasme. Kemudian pasangan juragan dan tukang kebunnya, terkapar
lemas setelah terkuras energinya. “Maangg,…… lepasin dong ,……
saakkiiitt….!” Mila memohon belas kasihan tukang kebun yang telah
memperkosanya lagi supaya dilepaskan dan tidak di apa-apakan lagi tapi
permohonannya tidak mendapat tanggapan sama sekali, tidak ada sepatah
katapun yang terucap dari mang Dodi. Setelah pikir-pikir memang sia-sia
permintaan Mila, mana ada mungkin tukang kebun pemerkosaku melepaskan
tali-tali yang sudah mengikatnya yach…!? Bahkan sebaliknya mulut Mila
malah disumpal kain tapi cara menyumpal yang berbeda. Sekarang ini hanya
kain yang dililitkan. menyumpal mulut Mila dan diikatkan cukup erat ke
belakang lehernya. Tapi sumpalan itu sudah sangat cukup menghalangi
kata-kata yang keluar dari mulut Mila. Selanjutnya tangan kasar mang
Dodi meraba selangkangan Mila. Satu tangan mengelus daerah klitorisnya
sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal paha Mila. Seketika
Mila menggelinjang gelinjang dan meronta-ronta, keluar suara suara tak
beraturan dari mulut yang tersumpal. Mang Dodi membiarkan juragan Mila
meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya
di daerah kemaluan Mila yang sudah tidak memakai celana dalam. Tak sadar
keluar lenguhan dari mulut Mila yang tersumpal dalam keadaan lelah,
takut dan marah Milapun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya
Mila merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh
bagian tubuhnya bahkan Mila menggoyang-goyangkan miss Vnya. Tampaknya
mang Dodi menangkap kalau juragannya mulai terangsang, selanjutnya di
masukan tangannya ke selakangan dan klitoris Mila di pilinnya dengan
lembut. Mila semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat. Lama
sekali Mila tidak merasakan kenikmatan ini.
“Mhh….mmgghh………mmmmmhhhhh……….mmmmppphhhhh…….”“Juragan,….
mang Dodi capek. Mang Dodi istirahat dulu yach….” ujarnya sempoyongan
meninggalkan juragannya yang lemas akibat berhubungan sex dan terikat
tak berdaya,“mmmmmhhhhh……….mmmmppphhhhh…….” jawab Mila dengan lemas.
Kemudia mang Dodi beristirahat di kamar yang disiapkan untuk dia
istirahat di sebelah dapur, meninggalkan juragannya yang sudah diperkosa
dan masih terangsangm dalam keadaan terikat. Mang Dodi ingat ia
meninggalkan juragannya setelah digarapnya pada pukul 15.00 ketika
dirinya sudah terlalu capek akibat berjaga malam dan mengikat juragan
Mila yang cantik. Tertidur pulas Mang Dodi baru terbangun pukul 21.00,
lalu dia menengok tawanannya juragan Mila yang cantik itu, terlihat
masih tertidur pulas. Semalaman atau melebihi 24 jam sudah Mila terikat
dan menjadi tawanan tukang kebunnya. Malam itu mang Dodi kembali
berjaga-jaga di posnya setelah sebelumnya memasangkan dildo menancap di
miss V juragannya. Sementara mang Dodi berjaga-jaga, juragan Mila tidak
dapat tidur nyenyak akibat getaran kenikmatan yang terus di rasakan di
miss Vnya. Dan Mila berulang kali orgasme dalam keadaan terikat.
*****Pagi-pagi sekali mang Dodi mandi dan kembali ke kamar juragannya.
mang Dodi ingin melepaskan ikatan yang mengikat juragannya Mila. Udara
masih sejuk pagi itu ketika mang Dodi masuk rumah langsung menuju kamar
di mana juragannya dia sekap. Diintipnya terlebih dahulu, dilihatnya
Mila sudah bangun, terduduk dan tengah meronta ronta kecil,…mang Dodi
masuk berniat melepaskan ikatan yang membelenggu juragannya yang cantik,
dikuncinya kamar Mila lalu mang Dodi mendekat ke tubuh Mila yang
terikat dan berhasil duduk.“Juragan, tidak apa-apa khan,…” mulut Mila
yang disumpal dilepaskanSontak tangis meledak dalam kamar itu, Mila
menangisi nasibnya yang diikat dan diperkosa oleh tukang kebunnya
sendiri. Secara reflek guna meredam suara tangis Mila, mang Dodi memeluk
dan mendekap juragan Mila sehingga suara tangisnya tidak terdengar
lagi.Setelah khasiat obat perangsangnya hilang, hanya rasa sesal dan
malu serta rasa bersalah yang menguasai tubuh Mila, maka meledaklah
kembali tangisannya, lebih parah dari tangisannya ketika pertama kali
diikat oleh tukang kebunnya.“Maaf ya juragan,… khan juragan yang
minta………” bela mang Dodi lalu melepas pelukannya dan melepaskan simpul
tali yang mengikat di kaki Mila yang terhubung ke ujung kaki tempat
tidur sementara tangan Mila masih terikat.“Kog kamu nekad sich mang,….24
jam lebih aku kamu ikat begini ” keluh Mila sambil menahan isaknya
setelah lakban dan lap yang menyumbat mulutnya dilepas.“Mang begitu
karena juragan yang minta lho,… pokoknya kalau mang sampai dipecat sama
juragan Dandy, photo dan video yang mang buat akan mang sebarkan, itu
mang janji akan terjadi” kalimat bernada ancaman dikeluarkan mang Dodi.
Mila terkejut dengan ancaman tukang kebunnya, memang niatnya melaporkan
mang Dodi terbersit di benaknya ketika dia dibiarkan terikat bahkan mang
Dodi sudah berani-beraninya menyuruh Mbok Minah pulang…, namun
kata-kata mang Dodi menyurutkan niatnya.“Nah juragan silahkan mandi,
bersiap-siap, khan juragan Dandy mau pulang sore ini, Mang juga sekalian
minta libur seperti biasa…” ujarnya setelah melepaskan tali yang
mengikat tangan juragan Mila. “Ya sudah, nanti jam 12 siang mang Dodi
pulang saja dan mampir rumah mbok Minah, suruh masuk kerja” jawab Mila
menahan kesal sambil mengelus-elus bilur bekas tali yang mengikat di
pergelangan tangannya,Mila perlahan bangkit dari tempat tidurnya,
melepaskan sepatunya yang dipakainya dua hari sejak dari kantor sampai
sekarang setelah tali-tali yang mengikatnya terlepas. Mila membereskan
gulungan tali yang mengikatnya dengan rapih dan di masukkan ke tas
dimana perlengkapan mas Dandy di simpan, tak lupa Mila mencuci ball gag
dan kain yang sempat mengikat menyumpal mulutnya, lalu mengganti sprei
dengan yang baru dan memasukkannya ke keranjang binatu untuk dibawanya
cuci diluar. Kemudian Mila masuk kamar mandi, memanjakan tubuh sexynya
dengan air hangat guna memulihkan pegal dan bilur-bilur yang terlihat
jelas di pergelangan tangan dan kakinya. Milapun menelpon tukang binatu
(laundry) langganannya untuk mengambil cuciannya dan memesan mbok Minah
untuk memasak untuknya.
Mila terasa sangat lapar karena selama diikat oleh mang Dodi, dia tidak pernah di beri makan. Hari menjelang sore, ketika Mila menyambut mas Dandy pulang dari penerbangannya di sambutnya sang suami dengan peluk mesra dibumbui rasa bersalah Mila ketika mengecup bibir suaminya yang menyebut “nanti malam seragam ya Ma,…” suatu pertanda Mila akan diikat lagi malam ini, kali ini oleh masternya suami tercinta.
Mila terasa sangat lapar karena selama diikat oleh mang Dodi, dia tidak pernah di beri makan. Hari menjelang sore, ketika Mila menyambut mas Dandy pulang dari penerbangannya di sambutnya sang suami dengan peluk mesra dibumbui rasa bersalah Mila ketika mengecup bibir suaminya yang menyebut “nanti malam seragam ya Ma,…” suatu pertanda Mila akan diikat lagi malam ini, kali ini oleh masternya suami tercinta.
TAMAT.
Kamu sedang membaca artikel tentang Mang Dodi Tukang Kebunku dan kamu bisa menemukan artikel Mang Dodi Tukang Kebunku ini dengan url http://ingin-diikat-dan-disumpal.blogspot.com/2013/01/mang-dodi-tukang-kebunku.html, kamu boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Mang Dodi Tukang Kebunku ini sangat bermanfaat bagi banyak orang, namun jangan lupa untuk meletakkan link Mang Dodi Tukang Kebunku sebagai sumbernya.
0 komentar "Mang Dodi Tukang Kebunku", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar